Paroki St. Yosef Nanga Mau Ketika Penutupan Bulan Kitab Suci Nasional dan Pembukaan Bulan Rosario
Umat Gereja Paroki St. Yosef, Nanga Mau yang antusias mengikuti mengikuti perayaan ekaristi dalam rangka penutupan BKSN dan pembukaan bulan rosario.. |
Nanga Mau, 30 September 2025. Guyuran hujan lebat sore hari tidak menyurutkan rombongan umat yang datang dengan berselubung mantel ke Gereja Paroki St. Yosef, Nanga Mau, Keuskupan Sintang, Kalimantan Barat.
Sore itu seluruh umat paroki ini hendak mengikuti perayaan ekaristi dalam rangka penutupan BKSN dan pembukaan bulan rosario.
Lebih dari setengah bangku umat
terisi ketika nyanyian pembuka berkumandang untuk mengiringi perarakan para
petugas liturgi dan imam. Sebuah nyanyian pujian dinyanyikan oleh ibu-ibu
Wanita Katolik Paroki St. Yosef Nanga Mau untuk memuji keangungan Allah
terutama atas berkat-Nya melalui St. Hieronimus yang diperingati seluruh Gereja
universal pada tanggal 30 September.
Mensyukuri rahmat Allah
Ekaristi berasal dari kata eucharistia
yang berarti “ucapan syukur”. Apa yang disyukuri pertama-tama adalah
memperingati kurban Kristus di salib dan kebangkitannya. Kemudian, umat juga
diajak untuk mengucap syukur dalam hidup
sehari-hari: atas berkat, pengalaman hidup, dan segala yang
diberikan Allah.
Demikian, dalam ekaristi ini umat
diajak untuk mengucap syukur atas rahmat Allah dan penyelenggaraan-Nya
sepanjang BKSN tahun 2025 di paroki ini. Seluruh umat perlu mengucap syukur
karena Allah menyelenggarakan dan memberkati seluruh kegiatan yang telah dirancang
dan dilaksanakan bersama.
Setelah pastor memberikan berkat
penutup misa, dan lagu penutup selesai dinyanyikan, acara dilanjutkan dengan
pengumuman juara dan pembagian hadiah pemenang perlombaan sepanjang BKSN di
paroki ini.
Sebelas Kegiatan
Secara keseluruhan ada sebelas
kegiatan yang dilaksanakan di paroki ini. Sebelas kegiatan itu meliputi sepuluh
perlombaan, dan kegiatan pendalaman iman sepanjang bulan Kitab Suci. Adapun
sepuluh perlombaan itu meliputi: lomba baca kitab suci, bertutur kitab suci,
kothbah, mazmur, berpacu dalam madah bakti, cerdas cermat alkitab, merangkai
bunga, paduan suara, mewarnai, dan karoke lagu rohani.
Selanjutnya yang juga menarik
adalah kegiatan pendalaman iman. Pendalaman iman ini dilakukan di seluruh
lingkungan yang berada di pusat paroki, dan dilakukan pula di stasi-stasi. Pastor
beserta tim pergi mengunjungi lingkungan-lingkungan dan beberapa stasi untuk
melaksanakan pendalaman iman.
Kegiatan pendalaman iman amat
disambut baik oleh umat di stasi-stasi. Umat dengan antusias menyambut
kedatangan pastor dan tim pendalaman. Betapa tidak, cuaca yang kurang baik,
medan jalan yang tidak begitu bagus tidak menjadi halangan bagi pastor dan tim
pendalaman iman untuk mengunjungi stasi-stasi dan melakukan pendalaman iman.
Pada BKSN tahun ini, umat pula
melakukan aksi nyata sebagai tindak lanjut dari pendalaman iman BKSN dengan
berbagi kasih berupa pakaian layak pakai kepada yang membutuhkan dan alat tulis
bagi anak-anak.
Pembaruan relasi
Apa yang ditekankan selama BKSN
tahun ini adalah soal pembaruan relasi, sesuai dengan tema BKSN yang diusung di
tahun 2025, “Allah sumber pembaru relasi dalam hidup”. Umat disadarkan kembali
bahwa sejatinya manusia merupakan makhluk relasional. Manusia tidak bisa hidup
tanpa relasi. Keberadaan manusia pun sejatinya terjadi karena relasi. Relasi
adalah sebuah keniscayaan dalam hidup manusia.
Dalam kacamata iman, pembaruan
relasi paling tidak mencakup empat hal: pembaruan relasi dengan diri sendiri,
sesama, keluarga dan dengan Allah. Relasi dengan diri sendiri perlu diperbarui,
orang beriman hendaknya menjadi gembala, pertama-tama bagi dirinya sendiri,
untuk senantiasa bisa menggembalakan dirinya berada pada jalur keselematan
Allah, dan tidak berpaling dari-Nya serta berbuat dosa.
Pembaruan dengan sesama mau
menunjukkan bahwa iman tidak bisa dilepaskan dari relasi dengan sesama. Pembaruan
relasi dengan sesama berarti menghidupi iman yang nyata dalam tindakan kasih,
adil, dan peduli, sehingga kasih Allah yang kita terima dalam doa benar-benar
dialirkan kepada orang lain.
Pembaruan relasi dengan keluarga
mau menunjukkan bahwa Allah adalah dasar fondasi keluarga. Tuhan lah yang
pertama-tama menghendaki manusia membentuk keluarga-keluarga untuk melanjutkan
karya penciptaan Allah. Oleh karena itu, apa yang dituntut dari keluarga adalah
kesetiaan. Ketidaksetiaan dalam keluarga bukan saja merusak relasi dengan
sesama anggota keluarga, melainkan juga merusak relasi dengan Allah. Pembaruan
relasi dengan keluarga berarti berani kembali pada kasih setia, saling
menghormati, dan saling menguatkan, sehingga keluarga sungguh menjadi gambaran
kasih Allah yang hidup.
Pembaruan relasi dengan Allah
hendak memberikan penegasan kepada umat bahwa Allah menegur umat yang merasa
sia-sia beribadah, sebab mereka melihat orang jahat seolah-olah hidupnya lebih
berhasil. Namun Allah menegaskan bahwa Ia memperhatikan orang yang takut akan
Dia dan menghormati nama-Nya.
Pembaruan relasi dengan Allah
berarti kembali kepada iman yang murni, setia, dan penuh kasih. Kita belajar
melihat Allah bukan dari untung-rugi, tetapi dari kasih setia-Nya yang tak
pernah gagal.
Ditutup dengan makan malam bersama
Acara BKSN tahun 2025 ini
akhirnya ditutup dengan makan malam bersama. Panitia BKSN menyiapkan makanan
untuk dapat dinikmati bersama seluruh umat. Kemudian umat dari
lingkungan-lingkungan pun membawa makanan dari rumah mereka masing-masing untuk
bisa dinikmati bersama yang lain.
Seluruh umat bergembira dan
bersyukur kepada Tuhan atas kelancaran seluruh kegiatan BKSN tahun 2025 di
paroki St. Yosef Nanga Mau.