Yesus Bukan Saja Pantas Diikuti, Tapi Juga Garansi karena Datang dan Kembali ke Surga
Yesus bilang gini ke kita,“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.” Ini Garansi. Keren gak sih? |
Oleh Stephanus Surminto Galamour
Kadang gue mikir, hidup kita ini penuh banget sama trend.
Di sekolah, tiap minggu ada aja yang baru. Minggu ini semua
orang bahas boyband Korea, minggu depan ganti ke drama Thailand, terus beralih
lagi ke game online.
Kalau nggak update, rasanya kayak ketinggalan kereta.
Gue juga pernah tuh, maksa ikutan biar dianggap “gaul.”
Tapi lama-lama capek sendiri. Trend itu cepat banget basi,
dan bikin gue kayak boneka yang gampang ditarik ke sana-sini.
Yesus bilang gini ke kita
Yesus bilang gini ke kita.
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.”
Masih mau percsaya yang lain lagi elo?
Kalau dipikir, ini kayak statement paling tegas sekaligus paling melegakan. Dunia kita penuh jalan: ada jalan sukses versi dunia, ada jalan popularitas, ada jalan instan, bahkan jalan pintas yang sering bikin nyesel. Semua kelihatan menjanjikan, tapi ujung-ujungnya bisa buntu.
Yesus beda. Dia bukan sekadar kasih arah, tapi Dia sendiri jalan itu. Jadi kalau kita ikut Yesus, itu bukan coba-coba. Itu garansi pasti nyampe. Dia juga bukan cuma tahu kebenaran, tapi kebenaran itu melekat pada diri-Nya. Jadi, ikut Yesus itu kayak punya password asli buat masuk ke kehidupan yang bener-bener bermakna.
Dan Yesus bilang Dia adalah hidup.
Artinya, bareng Yesus, kita nggak cuma “hidup” sekadar bernapas, sekolah, kerja, lalu mati. Tapi hidup yang penuh arti, punya tujuan, punya masa depan sampai ke surga.
Yesus itu bukan motivator biasa, tapi garansi hidup kekal. Makanya, kalau Dia bilang “Ikut Aku,” itu bukan sekadar ajakan, tapi jaminan. Kita diajak jalan di track yang aman, dijaga, dan pasti sampai.
Ikut Yesus Bukan Cuma Ikut Trend
Terus gue ketemu Yesus: bukan ketemu fisik ya, tapi lewat doa, renungan, juga guru agama di sekolah yang sering sharing pengalaman.
Gue
baru nyaadar kalo Yesus itu bukan trend musiman. Dia bukan kayak hashtag viral yang
dua hari kemudian udah dilupain. Dia konsisten, tetap sama, dan selalu relevan.
Yesus itu kayak temen yang nggak pernah ghosting. Dia nggak
pernah bilang, “Maaf ya, gua sibuk,” terus ilang begitu aja. Dia hadir, bahkan
di momen gue lagi nggak keren-keren amat. Waktu gue gagal lomba, waktu nilai
ujian jeblok, waktu gue dimusuhin geng pertemanan, Yesus tetap di situ. Gue
sadar, ikut Yesus itu bukan sekadar gaya, tapi keputusan buat hidup lebih
bermakna.
Dan lucunya, semakin gue kenal Yesus, semakin gue ngerti:
Dia tuh bukan sekadar panutan, tapi juga arah hidup. Kalau dunia ini kayak
labirin, Yesus itu kompas yang selalu nunjukin jalan keluar. Nggak ada
buffering, nggak ada sinyal hilang, selalu tepat.
Garansi Itu Nyata Bukan Janji Hampa
Pernah nggak sih lo beli barang terus dikasih kartu garansi?
Gue pernah beli headset mahal, katanya garansi setahun. Eh, baru tiga bulan
dipake udah rusak, pas dibawa ke toko katanya kerusakan itu nggak termasuk
garansi. Rasanya kesel banget.
Nah, beda sama Yesus. Garansi yang Dia kasih itu bukan
main-main. Waktu Yesus mati di salib, terus bangkit, Dia nunjukin bahwa hidup
bersama-Nya itu dijamin. Garansi itu bukan sekadar kata-kata motivasi, tapi
bukti nyata. Gue mikir, siapa lagi sih yang bisa ngasih jaminan kayak gitu?
Yesus kasih garansi bahwa kalau kita percaya sama Dia, hidup
kita nggak sia-sia. Dunia bisa aja bikin kita insecure: takut nggak diterima,
takut gagal, takut nggak punya masa depan. Gue sering banget ngalamin itu,
apalagi waktu mikirin kuliah nanti. Mau masuk jurusan apa, mau jadi apa, apa
gue cukup pintar, cukup kaya, cukup siap? Semua pertanyaan itu kadang bikin gue
begadang.
Tapi Yesus kayak bisikin, “Tenang, Aku pegang hidupmu.” Itu
kalimat sederhana, tapi efeknya besar. Gue jadi lebih lega. Gue sadar, Yesus
bukan cuma janji-janji manis, tapi bener-bener kasih garansi hidup kekal. Itu
bikin gue nggak perlu overthinking parah, karena ada yang udah jamin masa depan
gue, bahkan sampai kekekalan.
Dari Surga ke Bumi, Lalu Balik Lagi
Gue suka ngebayangin: Yesus itu asalnya dari surga, tempat
paling damai dan sempurna. Tapi Dia rela turun ke bumi yang penuh drama, dosa,
dan kebusukan. Itu ibarat lo punya rumah mewah dengan kolam renang, AC, dan
Netflix premium, tapi lo rela pindah ke kos-kosan sempit yang listriknya suka
mati, cuma buat nolongin orang-orang di situ.
Dia hidup kayak manusia biasa, ngalamin lapar, capek,
dihina, bahkan disiksa. Dia tahu rasanya dikhianati sama orang dekat. Gue
pernah ngerasa dikhianati temen, dan itu sakit banget. Bayangin,Yesus dikhianati murid-Nya sendiri. Tapi Dia tetap sabar.
Yang bikin gue kagum, Yesus nggak berhenti di penderitaan. Setelah mati, Dia bangkit, terus balik ke surga. Itu bukan cuma happy ending kayak film, tapi bukti bahwa semua ajaran-Nya nyata.
Yesus balik ke surga bukan
buat pamer, tapi buat nyiapin tempat buat kita. Itu kayak temen yang duluan
sampe tempat tongkrongan, terus ngetik: “Santai, gua udah booking meja. Lo
nyusul aja.”
Gue jadi mikir, hidup ini bukan cuma soal sekarang. Ada
perjalanan panjang yang tujuannya surga. Yesus udah kasih contoh jalannya, dan
Dia ajak kita buat ikut.
Hidup Kita Nggak Berhenti di Sini
Kadang gue ngerasa hidup ini kayak repetisi: bangun,
sekolah, PR, nongkrong, tidur. Besok diulang lagi. Kalau dipikirin, bisa bosen
banget. Gue pernah mikir, “Apa hidup gue cuma gini doang?”
Tapi waktu gue merenung tentang Yesus, gue sadar: hidup ini
bukan titik, tapi koma. Ada lanjutan setelah bumi ini. Yesus balik ke surga itu
kayak ngasih spoiler ke kita: “Hei, ini bukan akhir, ada bab berikutnya.”
Dan itu bikin gue punya harapan. Gue nggak cuma sibuk ngejar
nilai, like, atau followers. Gue punya tujuan lebih gede: ketemu Yesus di
surga. Itu bikin hidup lebih berarti.
Sebagai Gen Z, kita sering dibilang generasi galau, gampang
insecure, gampang overthinking. Gue akui, itu bener. Tapi Yesus ngasih label
baru: kita ini generasi yang ditebus. Itu lebih keren dari sebutan apa pun.
Kalau Yesus aja udah kasih garansi, kenapa gue masih harus
takut gagal? Gue mungkin nggak selalu sempurna, mungkin gue jatuh, tapi Yesus
tetap pegang tangan gue. Itu garansi yang nggak bisa dibatalkan sama siapa pun.
Yesus Diikuti dan garansi
Yesus itu bukan cuma pantas diikuti karena ajaran-Nya penuh kasih. Dia juga kasih garansi yang bikin hidup kita punya kepastian.
Buat gue,
ini bukan teori agama doang. Gue ngalamin sendiri: waktu gue lagi down, Yesus
hadir; waktu gue galau, Yesus kasih damai.
Ikut Yesus itu kayak upgrade hidup ke versi premium, tanpa
batas waktu, tanpa expired. Garansi yang Dia kasih bukan ilusi, tapi nyata.
Dan gue, sebagai anak SMA biasa, cuma bisa bilang: ikut
Yesus itu keputusan paling keren yang pernah gue ambil. Karena Yesus bukan cuma
panutan, tapi juga garansi hidup: dulu, sekarang, dan sampai selamanya.