Perbuatan-Perbuatan Baik Yesus

Yesus baik, jalan, kebenaran, dan hidup
Perbuatan-perbuatan baik Yesus dicatat dalam Injil. Ist.

Oleh Sr. Thodora Evifania

Hidup Yesus selama tampil di depan umum, dan dicatat Inji, melulu melakukan perbuatan-perbuatan baik saja. 

Yesus menjadi suri-teladan, jalan, kebenaran, dan hidup. Dengan melakukan perbuatan baiik, Yesus contoh hidup Allah Yang Mahabaik itu. Allah orang Kristen bukan Allah yang jauh. Tapi Allah yang dekat dan bersama-sama dengan manusia.

Sejarah dan tanda Allah yang tak-kelihatan

Yesus Kristus bukan hanya sejarah. Ia adalah tanda Allah yang hidup. Setiap perbuatan-Nya mengungkap rahasia Kerajaan Allah. Katekismus Gereja Katolik (KGK) menyebut, Yesus menyertai firman-Nya dengan “banyak perbuatan kuat, mujizat, dan tanda-tanda” (Kis 2:22). Mukjizat-mukjizat itu bukan sulap. 

Tanda-tanda heran itu untuk menyatakan kemuliaan sekaligus Allah Mahabesar. Mujizat adalah bukti bahwa Kerajaan Allah hadir dalam diri-Nya, dan Bapa bekerja melalui-Nya (Yoh 5:36).

Yesus berkata: 'Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa kepada kami?'" (Yohanes 14:9, TB). Yesus menegaskan identitas-Nya sebagai perwujudan Allah di dunia. Ia bukan hanya utusan atau nabi; Ia adalah Gambar-rupa dan Gambaran Bapa. Melihat Yesus berarti melihat kasih, kelembutan, dan kehendak Bapa yang nyata.

Scott Hahn, teolog Katolik yang dulunya pendeta Protestan, menekankan hal ini. Mukjizat adalah undangan. Undangan untuk percaya. Bukan trik. Dalam pandangannya, pelayanan Yesus memenuhi nubuatan Perjanjian Lama. Mesias datang. Menyembuhkan yang luka. Membebaskan yang tertindas. Membawa sukacita bagi yang berduka (Yes 61:1-2).

Pelayanan publik Yesus dimulai setelah baptisan di Sungai Yordan. Roh Kudus turun seperti burung merpati. Tanda misi baru dimulai. Yesus memanggil para murid pertama-Nya. “Mari, ikut Aku, dan jadilah nelayan manusia,” kata-Nya. Ia berjalan di Galilea, mengajar, menyembuhkan, dan mengumpulkan umat yang tercerai-berai. Hahn melihat Yesus bukan hanya guru. Ia Imam Agung. Setiap perbuatan-Nya membangun kembali keluarga Allah.

Yang menonjol dari pelayanan-Nya adalah kemurahan. Mukjizat-Nya gratis. Ia tidak meminta imbalan. USCCB menegaskan, perbuatan ini adalah “tanda mesianik kehadiran Allah.” Mukjizat-mukjizat itu menegaskan ajaran-Nya tentang kasih Bapa. Ribuan saksi mata menyaksikan karya-Nya. Injil dan sumber sejarah seperti Yosefus mencatatnya. Penolakan terhadap mukjizat menjadi tidak masuk akal secara historis.

Pelayanan Yesus menunjukkan kesatuan Kitab Suci. Hahn mengaitkan perbuatan-Nya dengan kisah Naaman disembuhkan Elisa (2 Raj 5). Air Yordan menjadi simbol pembersihan. Yesus juga memakai air untuk menegaskan rahmat Allah. Pelayanan-Nya universal. Bagi orang Yahudi, pemenuhan Taurat. Bagi bangsa lain, tanda kasih Allah yang melampaui batas. Paus Benediktus XVI menyebut perbuatan-Nya “simfoni kasih” yang mengubah dunia. Perbuatan baik Yesus bukan akhir. Ia adalah awal perjalanan iman umat Katolik hingga hari ini.

Mukjizat Penyembuhan

Yesus menyembuhkan. Ia menyentuh penderitaan manusia, jasmani dan rohani. KGK (547-550) menyebut mukjizat ini “memanifestasikan bahwa Kerajaan hadir dalam diri-Nya.” Ia menyembuhkan sakit, membangkitkan yang mati, mengusir setan. Scott Hahn melihat pola ini sebagai awal sakramen Tobat. Pengampunan dan penyembuhan berjalan bersama.

Di kolam Betesda, Yesus bertanya kepada orang lumpuh: “Engkau mau sembuh?” Kata-kata itu menegaskan kehendak manusia untuk menerima rahmat. Mukjizat bukan paksaan. Catholic Answers menekankan ini. Bahkan mukjizat modern, seperti di Lourdes, diverifikasi secara medis. Bukti bahwa belas kasih Yesus tidak pernah berhenti.

Penyembuhan orang buta di Betsaida terjadi bertahap. Yesus mengoleskan ludah, bertanya dua kali. Iman berkembang perlahan. Lazarus dibangkitkan. Yesus menangis. Empati-Nya terlihat jelas. KGK melihat ini sebagai tanda Kebangkitan-Nya. Hahn menekankan kata-Nya: “Aku adalah kebangkitan dan hidup.” Janji bagi yang percaya.

Mukjizat Yesus juga sosial. Ia menyembuhkan orang Samaria dan perempuan Kanaan. Melewati batas etnis. Vatican menegaskan: Mukjizat memuliakan Allah dan memanggil manusia pada keselamatan. Hahn menekankan: Tanpa mukjizat, pemahaman tentang Kristus tidak lengkap. Ia adalah Tabib Ilahi yakni menyembuhkan tubuh dan jiwa manusia.

Memberi Makan Banyak orang

Kelaparan bertemu kasih Allah. Lima ribu diberi makan. Empat ribu juga. Mukjizat ini lebih dari roti. Itu tanda Ekaristi. Hahn mengaitkan dengan Perjamuan Terakhir dan kurban Abraham (Kej 22). Yesus adalah “roti hidup” yang turun dari surga (Yoh 6:51).

KGK (1335) menegaskan, mukjizat ini tanda mesianik. Mengingat manna di padang gurun (Kel 16), tapi Yesus memberi Diri-Nya sendiri. USCCB menekankan belas kasih Yesus: “Aku kasihan terhadap orang banyak ini” (Mat 15:32). Dua belas keranjang sisa melambangkan dua belas suku Israel dan para rasul. Kelimpahan untuk Gereja.

Lima roti dan dua ikan dari seorang anak menjadi cukup untuk ribuan orang. Catholic Answers menekankan iman murid-murid: awalnya ragu, Yesus ubah menjadi mukjizat. Hahn menekankan paralel dengan Ekaristi: memberkati, memecah, membagikan. Empat ribu orang termasuk orang Yunani. Inklusif. Mukjizat ini menginspirasi amal Gereja hari ini. Yesus bukan hanya pemberi makanan, tapi Sumber Hidup.

Pengajaran dan Pengampunan

Yesus mengajar. Ia memaafkan. Itu mukjizat rohani. Perumpamaan Anak Hilang (Luk 15:11-32) membuka mata manusia pada kasih Bapa. Hahn, dalam Hail, Holy Queen, melihatnya sebagai pemenuhan Mazmur Daud. Doa Bapa Kami adalah perjanjian baru yang Yesus ajarkan.

Pengampunan adalah inti. Dalam perumpamaan Hutang Pembebas (Mat 18:23-35), Yesus mengajarkan pengampunan harus dibagikan. Hahn mengaitkannya dengan sakramen Tobat: “Barangsiapa dosa kamu, ampunlah” (Yoh 20:23). Pengampunan-Nya mengubah hidup, termasuk kehidupan Hahn sendiri.

Pengajaran di Bukit (Mat 5-7) revolusioner: bukan “mata ganti mata,” tapi “kasihilah musuhmu.” Vatican menafsirkan sebagai panggilan kesucian. Transfigurasi (Mat 17:1-9) mengonfirmasi Firman Allah-Nya. Perumpamaan Benih Mustard (Mat 13:31-32) mengajarkan pertumbuhan Kerajaan yang sederhana tapi kuat. Pengampunan-Nya pada perempuan berzinah (Yoh 8:1-11) membebaskan. Hahn menegaskan: pengampunan membangun komunitas.

Klimaks Perbuatan Baik Yesus

Puncak perbuatan baik Yesus ada di Salib dan Kebangkitan. KGK (599-618) menyebut Salib sebagai “puncak kasih.” Yesus menyerahkan diri menebus dosa manusia. Hahn melihat ini sebagai pemenuhan Kitab Wahyu: Kurban Ambar menjadi pesta surgawi.

Di Getsemani, Yesus berdoa. Ia sedih, tetapi menyerahkan kehendak pada Bapa. Pengampunan-Nya kepada algojo: “Bapa, ampunilah mereka” (Luk 23:34). Salib bukan kekalahan. Ia kemenangan atas dosa, seperti Yesaya 53 nubuatkan.

Kebangkitan menegaskan semuanya. Para perempuan menemukan makam kosong. Yesus menampakkan diri kepada murid-murid. Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat (USCCB) menegaskan: ini tanda harapan. Perbuatan baik Yesus terus hidup melalui Ekaristi dan Tobat. 

Paus Fransiskus dalam Dilexit Nos berkata, Hati Yesus adalah sumber kasih yang tak habis-habis. Hahn menyimpulkan: memahami ini dapat mengubah hidup, sebagaimana dialaminya sendiri.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org