Kepengurusan Baru di Stasi Belimbing, Bertepatan Bulan Kitab Suci Nasional
| Kepengurusan Baru di Stasi Belimbing: diangkat, diutus, dan bersaksi. Ist. |
Nanga Mau, 7 September 2025. Pagi itu, halaman Gereja Stasi Belimbing terasa berbeda. Umat berdatangan sejak awal misa, sebagian membawa Alkitab, sebagian lagi sibuk mengatur kursi. Hari itu bukan sekadar hari Minggu biasa. Ada sebuah peristiwa yang membuat seluruh umat hadir dengan penuh antusias: pelantikan Dewan Pengurus Stasi (DPS) periode 2025–2030.
Prosesi pelantikan dipimpin langsung oleh Pastor Kepala
Paroki Santo Yosef Nanga Mau, Pastor Triyadi. Acara diawali dengan pembacaan
Surat Keputusan (SK), dilanjutkan dengan ritus pelantikan yang sederhana tetapi
sakral. Satu per satu pengurus mengucapkan janji pelayanan, lalu menandatangani
berita acara sebagai tanda sah dimulainya masa bakti mereka.
Pelantikan ini terasa istimewa. Bukan hanya karena stasi punya pengurus baru, melainkan juga karena waktunya bertepatan dengan pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional. Umat yang hadir seolah diingatkan kembali bahwa pelayanan gereja berakar pada Sabda Allah.
“Menjadi pengurus stasi bukanlah
soal jabatan,” ujar Pastor Triyadi dalam homilinya. “Ini adalah perutusan,
panggilan untuk mewartakan iman dan melaksanakan Trimunera Christi, sebagai
nabi, imam, sekaligus raja.”
Perutusan yang Nyata
Bacaan Injil hari itu seolah menyatu dengan suasana
pelantikan. Kisah Yesus yang mengutus para murid-Nya terdengar akrab di
telinga, tetapi kini terasa lebih dekat. Para pengurus yang baru dilantik
dipandang sebagai murid-murid masa kini, yang dipanggil untuk pergi,
mewartakan, dan menggembalakan umat di tengah kehidupan sehari-hari.
Ketua Dewan Pastoral Paroki (DPP) Santo Yosef Nanga Mau,
Lipanus, hadir memberi sambutan. Ia menekankan, kepengurusan stasi bukan hanya
soal administrasi, melainkan perwujudan dari tiga tugas utama Kristus. “Sebagai
pewarta, kita harus berani membawa kabar gembira. Sebagai imam, kita
menguduskan umat lewat doa. Sebagai raja, kita menggembalakan umat dengan kasih
dan ketulusan,” tuturnya.
Kalimat-kalimat itu disambut hening umat yang hadir.
Sebagian mengangguk kecil, seolah meneguhkan bahwa apa yang mereka dengar bukan
hanya teori, melainkan panggilan yang nyata.
Tonggak Baru Kehidupan Umat
Pelantikan pengurus Stasi Belimbing juga menjadi bagian dari program besar Paroki Santo Yosef Nanga Mau tahun ini. “Stasi Belimbing adalah stasi ke-12 dari total 37 stasi dan lingkungan yang sudah kami lantik,” jelas Lipanus.
| Pelantikan pengurus baru di Stasi Blimbing: menjadi saksi hidup Kristus yang Baik. Ist. |
Program pelantikan pengurus ini, lanjutnya, menjadi prioritas DPP
2025, supaya setiap stasi memiliki kepengurusan yang solid dan mampu
memberdayakan umat di tingkat paling dasar.
Arkadius Umar, ketua stasi terpilih, berdiri di depan umat
dengan wajah penuh harap. “Kami berterima kasih atas kepercayaan ini,” katanya
singkat, tetapi tegas. “Mari kita bekerja sama, saling mendukung, dan melayani
umat dengan sebaik-baiknya.”
Acara ditutup dengan doa berkat. Setelahnya, umat berebut
mengambil foto bersama, sebagian tersenyum lebar, sebagian lain menyalami para
pengurus baru. Ada rasa hangat yang sulit diungkapkan, semacam optimisme yang
tumbuh di tengah komunitas kecil itu.
Pelantikan di Stasi Belimbing mungkin hanya satu dari sekian
banyak agenda paroki. Namun karena bertepatan dengan Bulan Kitab Suci Nasional,
momen ini seperti mendapat makna tambahan. Bukan sekadar pergantian
kepengurusan, melainkan awal babak baru untuk terus menghidupi Sabda Tuhan
dalam pelayanan sehari-hari.
Penulis Fr. Beni dan Lipanus