Credo
Credo Rasuli dan Nicea: versi pendek dan panjang. Sumber: https://www.etsy.com/listing/ |
Oleh Teguh Imanqu
Credo. Atau dalam bahasa kita: Aku Percaya.
Ada yang kerap luput dari perhatian umat ketika mengucapkannya. Seolah-olah doa
itu hanyalah rangkaian kata yang diulang setiap pekan. Padahal, di baliknya
berdiri dua rumusan besar pengakuan iman: Credo Rasuli dan Credo
Nicea-Konstantinopel.
Keduanya menjadi tulang punggung iman Kristen, terutama
dalam tradisi Katolik dan Protestan. Namun, asal-usul, panjang, dan titik tekan
keduanya berbeda.
Dari Rasuli ke Nicea
Credo Rasuli, atau Syahadat Para Rasul, dipandang sebagai rumusan kuno. Ia lahir dalam bentuk awal pada abad ke-2, meski baru mapan sekitar abad ke-8. Sederhana, pendek, dan langsung ke inti. Teks ini sering terdengar dalam baptisan dan doa harian. Banyak yang percaya, susunannya menggemakan ajaran dasar para rasul.
Sebaliknya, Credo Nicea punya cerita dramatis. Ia ditetapkan dalam Konsili Nicea tahun 325 M, lalu diperluas di Konsili Konstantinopel pada 381 M. Fungsinya jelas: meredam ajaran Arianisme yang meragukan keilahian Kristus. Karena itu teksnya lebih panjang, lebih padat, dan menegaskan doktrin Trinitas secara eksplisit.
Antara Rumusan Credo yang Ringkas dan Rinci
Di sinilah letak perbedaan utama. Credo Rasuli ringkas,
hanya sekitar 100 kata. Ia menampilkan pokok iman dengan bahasa lugas.
Sementara itu, Credo Nicea bisa mencapai 200 kata, kaya nuansa teologis,
terutama soal hubungan Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Singkatnya, Rasuli adalah semacam “miniatur” iman: padat,
mudah dihafal. Nicea adalah “arsitektur megah” iman, dengan detail yang tidak
ingin menyisakan ruang bagi penafsiran keliru.
Aspek |
Credo Rasuli |
|
Asal-usul |
Bentuk awal abad ke-2, final abad ke-8 |
Konsili Nicea 325 M, direvisi Konstantinopel 381 M |
Fungsi |
Baptisan, doa harian |
Liturgi Ekaristi, melawan ajaran sesat |
Panjang |
±100 kata, ringkas |
±200 kata, rinci dan mendalam |
Fokus |
Pokok iman dasar: Allah, Kristus, Roh Kudus |
Doktrin Trinitas, keilahian Kristus, kesatuan Gereja |
Lingkup tradisi |
Lebih umum di Gereja Barat |
Dipakai luas, termasuk Gereja Timur |
Ketika Diucapkan di Liturgi
Bagi banyak umat, perbedaan itu terasa samar. Saat doa
mengalun dalam perayaan Misa, yang paling kentara hanyalah panjang-pendeknya
teks. Tetapi sesungguhnya, di balik kata-kata itu ada sejarah panjang
pergumulan iman. Ada pergulatan para bapa Gereja, ada sidang konsili, ada
perlawanan terhadap ajaran sesat.
Credo Rasuli seperti doa keluarga: sederhana, akrab, menyatu
dengan keseharian. Credo Nicea lebih menyerupai pidato resmi di ruang publik:
terstruktur, penuh penegasan, dan menuntut konsentrasi. Yang satu memeluk
dengan kelembutan, yang lain berdiri tegak dengan wibawa.
Rasuli dan Nicea saling melengkapi
Di zaman kini, rmusan Credo keduanya justru saling melengkapi.
Credo Rasuli membantu umat menjaga kesederhanaan iman. Credo Nicea menolong untuk menjaga ketahanan iman, agar tidak
terjebak pada iman yang kabur. Yang satu mengajarkan inti, yang satunya lagi memberi
fondasi iman yang kokoh.
Ketika kita mengucapkan Aku percaya, sebenarnya kita
sedang menyusuri jalan panjang Gereja: dari ruang-ruang baptisan kecil di abad
mula-mula, hingga aula konsili yang penuh perdebatan teologis. Dari doa lirih
umat perdana, sampai suara bulat Gereja sejagat.
Pada akhirnya, baik Rasuli maupun Nicea hanyalah dua pintu
menuju rumah yang sama. Rumah itu bernama iman Kristen. Sebuah rumah yang
pintunya boleh berbeda, tetapi dindingnya tetap satu, atapnya tetap sama, dan
fondasinya tak lain adalah Kristus sendiri.
Teks lengkap Credo dalam bahasa Latin
Credo in unum Deum,
Patrem omnipotentem,
factorem caeli et terrae,
visibilium omnium et invisibilium,
Et in unum Dominum Iesum Christum,
Filium Dei unigenitum,
et ex Patre natum, ante omnia saecula,
Deum de Deo, lumen de Lumine,
Deum verum de Deo vero,
genitum, non factum, consubstantialem Patri:
per quem omnia facta sunt.
Qui propter nos homines et propter nostram salutem descendit de caelis.
All bow during the following two lines:
Et incarnatus est de Spiritu Sancto
ex Maria Virgine, et homo factus est.
Crucifixus etiam pro nobis sub Pontio Pilato;
passus et sepultus est,
et resurrexit tertia die, secundum Scripturas,
et ascendit in caelum, sedet ad dexteram Patris.
Et iterum venturus est cum gloria,
iudicare vivos et mortuos,
cuius regni non erit finis.
Et in Spiritum Sanctum, Dominum et vivificantem:
qui ex Patre Filioque procedit.
Qui cum Patre et Filio simul adoratur et conglorificatur:
qui locutus est per prophetas.
Et unam, sanctam, catholicam et apostolicam Ecclesiam.
Confiteor unum baptisma in remissionem peccatorum.
Et exspecto resurrectionem mortuorum,
et vitam venturi saeculi. Amen.
Sumber:
https://www.etsy.com
https://www.catholic.org/prayers/prayer.php?p=283