5.430 Uskup di Dunia

Uskup penjaga kesatuan dan Iman Katolik
 5.430 Uskup di Dunia: penjaga dan pengawal iman Katolik yang satu kudus dan apostolik. Ist.

Oleh Fr. Dominic Savio

Setiap tahun, Kantor Statistik Vatikan menerbitkan Annuario Pontificio dan Annuarium Statisticum Ecclesiae; dua dokumen resmi yang memuat perkembangan Gereja Katolik secara global. Namun publik hanya memperoleh ringkasan atau potongan data.

Angka detail, seperti pemisahan jumlah uskup aktif dan emeritus, jarang tersedia secara terbuka. Yang kita lihat lebih sering hanyalah total global, sedangkan rincian internalnya tetap tersimpan di lembaran statistik yang sulit diakses.

Kesulitan inilah yang membuat siapa pun yang ingin berbicara tentang “jumlah uskup” harus mengandalkan sumber sekunder atau ringkasan yang diterbitkan media Katolik.

Situs-situs seperti Vatican News, Zenit, atau GCatholic kadang menampilkan rangkuman yang mengacu pada dokumen resmi. Namun tetap saja, mencari kepastian jumlah uskup aktif dan emeritus sama sulitnya dengan membaca mosaik yang hilang sepotong. Ada data, ada proyeksi, ada tren, tapi gambaran utuhnya tidak pernah benar-benar di tangan publik.

Angka yang Tersaji: 5.430 Uskup di Dunia

Meski demikian, sebuah angka kini kerap dikutip: 5.430 uskup di seluruh dunia. Angka ini merujuk pada data yang muncul dalam Pontifical Yearbook 2025 dan Annuarium Statisticum Ecclesiae 2023. Dibanding tahun sebelumnya, jumlah itu mengalami kenaikan tipis, sekitar 1,4 persen. Statistik Gereja menunjukkan bahwa meski laju pertumbuhan umat Katolik berjalan cepat di beberapa wilayah, terutama di Afrika dan Asia, peningkatan jumlah uskup relatif stabil, tidak pernah melompat jauh.

Ada pula sumber yang menyebut angka berbeda, misalnya 5.340. Perbedaan ini bisa jadi karena cara menghitung: apakah uskup emeritus dihitung penuh, apakah ada revisi setelah kematian seorang uskup, atau apakah data tertentu menunggu konfirmasi pengangkatan baru. Tetapi, dari sekian banyak rujukan, angka 5.430 tampaknya paling konsisten beredar dalam laporan resmi dan media Katolik internasional.

Angka ini perlu dipahami dalam kaitannya dengan jumlah umat. Dengan sekitar 1,406 miliar umat Katolik di seluruh dunia, rata-rata seorang uskup “mewakili” lebih dari 259.000 umat. Namun angka rata-rata itu menipu, karena distribusi riil sangat bervariasi antar wilayah. Di Afrika, seorang uskup bisa melayani hingga 365.000 umat, sementara di Oseania beban itu hanya sekitar 87.000 umat. Ketimpangan ini bukan sekadar soal hitungan, tetapi juga menyangkut kualitas pelayanan pastoral dan dinamika sejarah penyebaran Gereja.

Membayangkan Perbedaan: Aktif dan Emeritus

Uskup dalam Gereja Katolik tidak berhenti menjadi uskup setelah pensiun. Sakramen tahbisan memberi mereka martabat yang tetap melekat, meski tidak lagi menjalankan otoritas pemerintahan di keuskupan. 

Seorang uskup emeritus bisa saja berusia 75 tahun ke atas, tinggal di rumah sederhana, hadir dalam misa pontifikal, atau sesekali diminta memberikan bimbingan rohani. Namun tanggung jawab sehari-hari memimpin keuskupan diserahkan kepada pengganti yang baru.

Inilah perbedaan penting antara “aktif” dan “emeritus”. Aktif berarti memimpin keuskupan, menghadapi dinamika umat, mengelola administrasi, menahbiskan imam, dan menjadi gembala utama. Emeritus berarti tetap seorang uskup, tetapi berada di sisi, menopang dengan doa dan nasihat, tanpa lagi memegang tongkat komando. 

Secara global, berapa jumlah emeritus? Vatikan tidak menyebutkan. Tetapi dari tren usia dan pengunduran diri, dapat diperkirakan bahwa sekitar seperempat dari total uskup saat ini adalah emeritus. Itu berarti, dari 5.430 uskup, mungkin sekitar 4.070 aktif dan 1.360 emeritus. Estimasi ini bukan angka final, tetapi setidaknya memberi gambaran: beban riil kepemimpinan Gereja berada di pundak mereka yang aktif, bukan seluruhnya.

Beban Pastoral dalam Angka

Di atas kertas, rasio umat per uskup tampak sekadar angka. Tetapi jika kita melihat lebih dekat, beban itu adalah realitas pastoral yang berat. Bayangkan seorang uskup di Republik Demokratik Kongo atau Nigeria, yang harus mendampingi lebih dari 400.000 umat, tersebar di wilayah luas dengan infrastruktur terbatas. Bandingkan dengan seorang uskup di Selandia Baru atau Papua Nugini yang melayani umat jauh lebih sedikit. Statistik ini memperlihatkan ketimpangan geografis Gereja.

Rasio menjadi semakin berat bila kita hanya menghitung uskup aktif. Jika benar jumlah aktif berkisar 4.070, maka rata-rata satu uskup aktif menanggung lebih dari 345.000 umat. Angka itu tentu tidak berarti setiap uskup mengenal seluruh umatnya. Tetapi ia tetap menjadi gembala utama, pemegang otoritas tertinggi di keuskupan, simbol kesatuan Gereja di wilayahnya. Ketika angka-angka ini ditimbang, tampak jelas: struktur Gereja Katolik tidak hanya diatur oleh dogma dan tradisi, tetapi juga oleh keterbatasan demografis dan realitas manajerial.

Namun Gereja punya cara sendiri mengatasi keterbatasan ini. Kehadiran imam, diakon, religius, dan awam menjadi perpanjangan tangan uskup. 

Setiap paroki, setiap tarekat, dan setiap komunitas kecil adalah jaringan yang membuat beban raksasa itu bisa dibagi. Statistik global menampilkan angka besar, tetapi kehidupan nyata diwarnai oleh kerjasama dan pembagian peran.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org