Mengapa Meyakinkan Mengikuti Yesus dalam Kekristenan?

 

Mengikuti Yesus jelas: Ada jaminan masuk surga by Grok AI.

Mengikuti Yesus jelas: Ada jaminan masuk surga. Ia sendiri buah sulung kebangkitan dan hidup. Ada kehidupan abadi setelah kehidupan fana di dunia ini, asalkan mengikuti Yesus sebagai jalan, kebenaran, dan kehidupan. Yesus bukan hanya jalan lurus, tetapi : jalan yang benar untuk sampai bersama Bapa di surga! 

Dalam Kekristenan, mengikuti Yesus Kristus bukan hanya sebuah keputusan agama, tetapi juga panggilan spiritual yang mendalam yang menawarkan makna, harapan, dan transformasi hidup. Keyakinan ini didasarkan pada ajaran Alkitab, tradisi gereja, dan pengalaman pribadi umat Kristen di seluruh dunia. 

Baca Verbum Dei: Ketika Firman Menjadi Daging, Berbicara, dan Dituliskan

Berikut adalah alasan-alasan utama yang membuat orang merasa yakin untuk mengikuti Yesus dalam perspektif Kristen, dilengkapi dengan analisis teologis dan referensi yang relevan.

1. Yesus sebagai Juruselamat dan Penebus Dosa

Kekristenan mengajarkan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menebus dosa umat manusia melalui kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya pada hari ketiga. Doktrin ini merupakan inti iman Kristen, sebagaimana dinyatakan dalam Yohanes 3:16:

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Alkitab Terjemahan Baru, 1974).

Baca Yesus Sungguh Allah Sungguh Manusia: Landasan Alkitab dan Konsili Gereja

Janji keselamatan ini memberikan kepastian kepada umat Kristen bahwa melalui iman kepada Yesus, mereka dapat memperoleh pengampunan dosa dan hidup kekal. 

Menurut teolog Kristen seperti John Stott, pengorbanan Yesus di kayu salib adalah bukti kasih Allah yang tidak bersyarat, yang mampu menjembatani jurang antara manusia yang berdosa dan Allah yang kudus (Stott, 1986). 

Bagi umat Kristen, kebangkitan ini tidak hanya memperkuat keyakinan mereka, tetapi juga memberikan janji bukan sekadar harapan akan kehidupan baru yang dijanjikan Allah.

Bagi banyak orang, konsep ini menawarkan harapan yang tak tergoyahkan, terutama di tengah ketidakpastian hidup.

2. Ajaran Kasih, Pengampunan, dan Belas Kasihan

Yesus dikenal karena ajaran-Nya yang menekankan kasih, pengampunan, dan belas kasihan. Dalam Matius 22:37-39, Yesus merangkum hukum Taurat dalam dua perintah terbesar:

"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. ... Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Alkitab Terjemahan Baru, 1974).

Baca Memahami "Bapa Kami" , Doa yang Diajarkan Tuhan Kita oleh Scott Hahn

Ajaran ini tidak hanya memberikan pedoman moral, tetapi juga menginspirasi hubungan yang penuh kasih dengan Allah dan sesama. Menurut C.S. Lewis, kasih yang diajarkan Yesus adalah kasih agape yakni kasih yang tidak mementingkan diri sendiri dan bersedia berkorban demi kebaikan orang lain (Lewis, 1960). 

Prinsip ini menarik banyak orang karena menawarkan cara hidup yang bermakna dan mendorong rekonsiliasi dalam hubungan yang rusak.

3. Mukjizat dan Kebangkitan sebagai Bukti Kuasa Ilahi

Alkitab mencatat berbagai mukjizat yang dilakukan Yesus, seperti menyembuhkan orang sakit (Markus 5:25-34), menghidupkan orang mati (Yohanes 11:38-44), dan mengubah air menjadi anggur (Yohanes 2:1-11). 

Mukjizat-mukjizat ini dianggap sebagai tanda bahwa Yesus memiliki kuasa ilahi. Namun, mukjizat terbesar adalah kebangkitan-Nya dari kematian, yang diyakini sebagai bukti kemenangan atas dosa dan maut.

Menurut N.T. Wright, kebangkitan Yesus adalah peristiwa historis yang menjadi dasar iman Kristen, karena tanpa kebangkitan, Kekristenan tidak akan memiliki otoritas atau daya tarik spiritual (Wright, 2003). 

Baca Scott Hahn: Narasi dan Publikasinya terkait Pokok Iman Katolik

Bagi umat Kristen, kebangkitan ini tidak hanya memperkuat keyakinan mereka, tetapi juga memberikan janji bukan sekadar harapan akan kehidupan baru yang dijanjikan Allah.

4. Hubungan Pribadi dengan Allah melalui Yesus

Salah satu aspek unik Kekristenan adalah penekanan pada hubungan pribadi dengan Allah melalui Yesus. Dalam Yohanes 14:6, Yesus berkata:

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Alkitab Terjemahan Baru, 1974).

Konsep ini menawarkan kedekatan spiritual yang mendalam, di mana setiap individu dapat berdoa, menyembah, dan mengalami kehadiran Allah secara pribadi. Menurut teolog Katolik Henri Nouwen, hubungan pribadi dengan Yesus memungkinkan seseorang untuk menemukan identitas sejati mereka sebagai anak-anak Allah yang dikasihi (Nouwen, 1992). Bagi banyak orang, aspek ini sangat menarik karena memberikan rasa diterima dan tujuan hidup yang jelas.

5. Komunitas Gereja dan Tradisi Spiritual

Mengikuti Yesus juga berarti menjadi bagian dari komunitas gereja, yang menawarkan dukungan spiritual, sosial, dan emosional. 

Dalam tradisi Katolik, misalnya, sakramen seperti Ekaristi dan Pengakuan Dosa dianggap sebagai sarana rahmat yang menghubungkan umat dengan Yesus secara nyata. 

Baca Pendidikan Agama dalam Membangun Infrastruktur Pendidikan

Katekismus Gereja Katolik menjelaskan bahwa Ekaristi adalah "sumber dan puncak kehidupan Kristen" karena memungkinkan umat untuk bersatu dengan Kristus (Katekismus Gereja Katolik, 1994).

Selain itu, tradisi Kristen yang kaya—termasuk doa, liturgi, dan perayaan seperti Natal dan Paskah—memperkaya pengalaman spiritual umat. Komunitas gereja juga memberikan rasa kebersamaan, di mana umat dapat saling menguatkan dalam perjalanan iman mereka.

6. Transformasi Hidup melalui Iman kepada Yesus

Banyak umat Kristen bersaksi bahwa mengikuti Yesus telah mengubah hidup mereka secara radikal, baik dalam hal moral, emosional, maupun spiritual. Kisah-kisah transformasi ini sering kali menjadi daya tarik bagi orang-orang yang mencari makna hidup. Seperti yang ditulis oleh Rasul Paulus dalam 2 Korintus 5:17:

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, lihat, yang baru sudah datang" (Alkitab Terjemahan Baru, 1974).

Baca Yesus sebagai Tokoh Sejarah

Menurut Rick Warren, iman kepada Yesus memberikan tujuan hidup yang jelas, yaitu untuk mengenal Allah dan melayani sesama (Warren, 2002). Transformasi ini sering kali menjadi alasan kuat bagi orang-orang untuk tetap setia mengikuti Yesus, bahkan di tengah tantangan hidup.

7. Kita ikut Yesus yang hidup, bukan yang mati di kubur

Yesus sebagai "buah sulung kebangkitan" terdapat dalam:

1 Korintus 15:20 (TB - Terjemahan Baru)

"Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal."

"Yang sulung" dalam konteks ini berarti Yesus adalah yang pertama bangkit dari kematian dalam tubuh yang mulia dan kekal, sebagai jaminan atau jaminan kebangkitan bagi semua orang percaya.

Baca Mengapa Injil Memuat Perbuatan Baik Yesus?

Ini menekankan bahwa kebangkitan Yesus bukan hanya sebuah mukjizat, tetapi permulaan dari kebangkitan yang akan dialami oleh umat-Nya di akhir zaman.

8. Jaminan mengikuti Yesus: masuk surga dan hidup kekal bersama Bapa

Kata-kata Yesus yang Anda kutip berasal dari Injil Yohanes 14:2-3, dan dalam versi lengkapnya (terjemahan LAI - TB) berbunyi:

"Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada."

Makna dari perkataan Yesus ini adalah janji pengharapan. Ia sedang menguatkan hati para murid-Nya bahwa kepergian-Nya (dalam konteks menuju salib, kematian, dan kemudian naik ke surga) bukanlah perpisahan yang sia-sia. Ia justru sedang menyiapkan tempat bagi para pengikut-Nya di rumah Bapa, yaitu dalam Kerajaan Surga.

  1. Mengikuti Yesus dalam Kekristenan menawarkan kombinasi yang kuat antara harapan keselamatan, pedoman moral, hubungan pribadi dengan Allah, komunitas yang mendukung, dan transformasi hidup. Ajaran Yesus tentang kasih, pengampunan, dan kebangkitan-Nya memberikan fondasi yang kokoh bagi iman Kristen. 
  2. Bagi jutaan orang di seluruh dunia, Yesus bukan hanya tokoh historis, tetapi juga Juruselamat dan Tuhan yang hidup, yang terus menginspirasi dan membimbing mereka dalam perjalanan hidup.

-- Rangkaya Bada, M.A.

Daftar Pustaka

  • Alkitab Terjemahan Baru. (1974). Lembaga Alkitab Indonesia.
  • Katekismus Gereja Katolik. (1994). Konferensi Waligereja Indonesia.
  • Lewis, C.S. (1960). The Four Loves. Harcourt Brace.
  • Nouwen, H.J.M. (1992). Life of the Beloved: Spiritual Living in a Secular World. Crossroad Publishing.
  • Stott, J. (1986). The Cross of Christ. InterVarsity Press.
  • Warren, R. (2002). The Purpose Driven Life. Zondervan.
  • Wright, N.T. (2003). The Resurrection of the Son of God. Fortress Press.

 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org