Verbum Dei: Ketika Firman Menjadi Daging, Berbicara, dan Dituliskan
Ilustrasi sesuai teks, Ist. |
Misteri inkarnasi, Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia dan tinggal di antara kita, sungguh dalam dan indah. Mari kita lihat kaitan logos-rhema-gtrafein.
1. Yesus sebagai Logos (Verbum Dei / Firman Allah)
Dalam terang Summa Theologiae, khususnya I, q.34–36
Aquinas menegaskan bahwa dalam Tritunggal Mahakudus, terdapat “Firman” (Verbum), yaitu hasil dari tindakan intelek Ilahi yang sempurna. Firman ini bukan makhluk ciptaan, tetapi pribadi kedua dari Tritunggal, yaitu Sang Putra.
Baca Kodeks Hukum Kanonik: Memastikan Konsistensi dan Stabilitas Organisasi Gereja Katolik
Firman ini bukan hanya kata yang diucapkan, tetapi akal budi Allah yang kekal; itulah Logos yang kita kenal sebagai Kristus.
“Verbum est conceptio intellectus procedens a mente.” (I, q.34, a.1)
“Firman adalah hasil konsepsi intelek yang berasal dari pikiran.”
Ketika Firman ini menjadi manusia (lih. Yoh 1:14), terjadi mysterium incarnationis yakni misteri inkarnasi.
Dalam I, q.2–3 dan III, q.1–6, Aquinas menjelaskan bahwa Kristus adalah verbum incarnatum, Firman Allah yang mengambil kodrat manusiawi demi keselamatan umat manusia.
Jadi, Yesus sebagai Logos adalah:
- Pribadi Ilahi, hasil dari pemikiran kekal Bapa,
- Yang identik dengan Hikmat Allah (sapientia),
- Yang berinkarnasi menjadi manusia tanpa kehilangan keilahian-Nya.
2. Yesus sebagai Rhema (Sabda yang Diucapkan dan Hidup)
Dalam terang Summa Theologiae, khususnya I, q.1 dan III, q.42
Meski Aquinas lebih banyak menggunakan istilah verbum, kita dapat memahami rhema sebagai perwujudan konkret dari verbum Dei dalam sejarah keselamatan, yakni sabda yang diucapkan kepada manusia.
Mengapa Gereja Katolik Kuat dan Bertahan sebagai Organisasi Lebih dari 2.000 Tahun
Aquinas menyatakan bahwa Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia secara progresif melalui wahyu, baik secara langsung (melalui nabi dan Kristus) maupun secara tertulis (Kitab Suci).
Yesus sebagai rhema adalah:
Firman yang tidak hanya tersembunyi dalam akal budi Allah, tetapi berbicara langsung kepada umat manusia.
Sabda yang membawa pengajaran, mukjizat, dan keselamatan (lih. III, q.42: “Why Christ taught openly and not secretly?”).
Penggenapan sabda kenabian dan wahyu yang menjadi hidup dalam tindakan Yesus.
Dalam rhema, kita tidak hanya mendengar ajaran Yesus, tetapi mengalami kuasa-Nya secara langsung; baik secara rohani maupun sakramental (lih. III, q.60–65 tentang sakramen sebagai “verba visibilia”).
3. Yesus sebagai Graphein (Firman yang Tertulis)
Dalam terang Summa Theologiae, I, q.1 dan q.39
Aquinas menekankan pentingnya Sacra Scriptura sebagai sumber pengetahuan tentang Allah. Dalam I, q.1, a.1, ia menyatakan bahwa teologi adalah sacra doctrina yang bersumber dari wahyu Allah dan diteruskan melalui Kitab Suci (scriptura sacra).
“Sacra doctrina consistit in Scripturis divinitus revelatis.”
(Teologi suci berakar dalam Kitab Suci yang diwahyukan secara ilahi)
Yesus sebagai Graphein berarti bahwa:
- Kehidupan, sabda, tindakan, kematian, dan kebangkitan-Nya dicatat secara ilahi oleh para penginjil dalam Injil.
- Kitab Suci menjadi sarana objektif pewartaan Kristus lintas generasi.
- Firman yang tertulis ini menjadi dasar iman, sumber ajaran Gereja, dan rujukan moralitas Kristen.
Aquinas menekankan bahwa Kitab Suci bukan hanya narasi sejarah, tetapi memiliki sensus spiritualis. Makna rohani, termasuk alegoris (tentang Kristus), moral (tentang kehidupan), dan anagogis (tentang keselamatan akhir).
Baca Semua (orang) Katolik adalah Kristen
Dalam Summa Theologiae, Santo Thomas Aquinas menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah:
- Verbum Aeternum (Firman Kekal) — Logos, Sang Putra dalam Tritunggal, pemenuhan nalar ilahi.
- Verbum Prolatum (Firman yang Diucapkan) — Rhema, sabda yang menyapa umat manusia secara historis dan eksistensial.
- Verbum Scriptum (Firman yang Tertulis) yakni Graphein, Injil yang mencatat sabda dan karya keselamatan secara tertulis dan tak tergantikan.
Dengan demikian, teologi Aquinas mengafirmasi ketiganya sebagai manifestasi progresif dari satu realitas ilahi: Yesus Kristus adalah Firman Allah yang menjadi manusia, mewartakan sabda kehidupan, dan diabadikan dalam tulisan suci untuk keselamatan seluruh umat manusia.
-- Sr. Felicia Tesalonika