Meneladan Yesus sebagai Pemimpin Sejati

Buku Kepemimpinan Berhati Hamba - Potret Paguyuban Hamba-hamba Tuhan karya Sri Wahyuni mengangkat konsep kepemimpinan dari perspektif teologi kontekstual.
Ilustrasi oleh Matius Mardani.

YOGYAKARTA: EDUKATOLIKBuku Kepemimpinan Berhati Hamba - Potret Paguyuban Hamba-hamba Tuhan karya Sri Wahyuni mengangkat konsep kepemimpinan dari perspektif teologi kontekstual. 

Diterbitkan oleh Lembaga Literasi Dayak pada tahun 2024, buku ini menyoroti bagaimana kepemimpinan yang berlandaskan semangat melayani dapat diterapkan dalam berbagai komunitas, khususnya dalam konteks pelayanan gerejawi dan sosial.

Baca Buku Pemandu bagi Pemimpin Kristen

Dengan 170 halaman dalam ukuran 14x21 cm, buku ini menawarkan refleksi mendalam tentang kepemimpinan yang rendah hati dan penuh pengabdian. Sri Wahyuni menggambarkan potret para hamba Tuhan yang menghidupi nilai-nilai kepemimpinan berlandaskan pelayanan, bukan kekuasaan. 

Buku ini cocok bagi mereka yang tertarik dengan kajian kepemimpinan rohani dan ingin mendalami praktik kepemimpinan yang berorientasi pada kasih dan pengorbanan.

Dengan harga Rp. 95.000,- dan ISBN 978-623-5890-76-0, buku ini menjadi bacaan penting bagi pemimpin gereja, akademisi teologi, serta siapa saja yang ingin memahami bagaimana kepemimpinan dapat menjadi sarana pelayanan yang tulus dan bermakna.

Kepemimpinan Berhati Hamba: Sebuah Panggilan Mulia

Buku ini berfokus pada "model kepemimpinan berhati hamba" yang dipraktikkan dalam kalangan hamba Tuhan di Paguyuban Hamba-hamba Tuhan dengan dasar ajaran Filipi 2:5-11 yang mengajarkan kerendahan hati dan pelayanan tanpa pamrih. 

Sebagai bagian dari kehidupan beriman, konsep kepemimpinan berhati hamba sangat penting untuk dipahami dan diterapkan dalam berbagai konteks, terutama dalam pelayanan gereja. Kepemimpinan seperti ini bukan hanya sekadar teori, tetapi harus menjadi karakter yang melekat dalam setiap pribadi yang terpanggil untuk melayani.

Inspirasi buku ini berawal dari keprihatinan terhadap pemahaman dan penerapan prinsip kepemimpinan yang seringkali terjebak pada paradigma kekuasaan dan otoritas duniawi. Banyak pemimpin, baik di dalam maupun di luar gereja, masih menempatkan diri dalam posisi dominasi dan kontrol, yang berlawanan dengan esensi kepemimpinan yang diajarkan oleh Yesus.

Dalam Alkitab, Filipi 2:5-11 mengajarkan kepada kita bahwa Yesus Kristus sebagai pemimpin sejati adalah Dia yang merendahkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba, dan melayani umat manusia hingga titik pengorbanan tertinggi di kayu salib. Kepemimpinan bukanlah soal mencari kehormatan atau kedudukan, melainkan tentang memberi diri sepenuhnya bagi orang lain dengan kasih dan ketulusan.

Baca Lukisan S. Paulus di Efesus yang Estetis dan Sarat Makna

Konsep inilah yang menjadi landasan bagi model kepemimpinan berhati hamba, yang menuntut setiap hamba Tuhan untuk memiliki sikap kerendahan hati, pengorbanan, dan pelayanan yang tidak mementingkan diri sendiri. 

Meneladani Yesus sebagai Pemimpin Sejati

 Dalam konteks pelayanan gereja, kepemimpinan yang demikian sangat relevan dan sangat dibutuhkan untuk membangun komunitas yang sehat dan saling mendukung. Gereja bukan hanya sebuah institusi keagamaan, tetapi juga komunitas iman yang harus dipimpin dengan semangat pengabdian. Seorang pemimpin berhati hamba tidak hanya membimbing, tetapi juga hadir untuk menguatkan, mendukung, dan memberi teladan nyata bagi mereka yang dilayani.

Lebih dari sekadar teori, buku ini mengajak pembaca untuk merefleksikan bagaimana prinsip kepemimpinan berhati hamba dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya di dalam gereja, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam keluarga, pekerjaan, dan masyarakat. 

Kepemimpinan yang sejati adalah kepemimpinan yang menginspirasi perubahan melalui kasih dan keteladanan, bukan melalui paksaan atau dominasi. Pemimpin berhati hamba harus mampu melihat setiap orang sebagai sesama yang berharga di mata Tuhan dan memberikan perhatian serta kepedulian yang tulus.

Pemahaman yang lebih baik mengenai kepemimpinan berhati hamba akan memperkaya pelayanan gereja, serta membentuk para pemimpin yang memiliki karakter Kristus dalam setiap aspek hidupnya. Dengan semakin banyaknya pemimpin yang menerapkan prinsip ini, diharapkan gereja dapat semakin berkembang sebagai komunitas yang penuh kasih, yang tidak hanya menumbuhkan iman tetapi juga membangun relasi yang sehat dan harmonis di tengah jemaat. 

Baca Pendidikan Agama dalam Membangun Infrastruktur Pendidikan

Buku ini dapat menjadi referensi bagi gereja dalam merancang program-program pelatihan kepemimpinan yang lebih kontekstual dan sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab.

Dalam dunia Kristen, kepemimpinan adalah ihwal melayani, bukan dilayani. Sulit, tetapi bisa. Hanya pemimpin sejati, pemimpin Kristen, yang bisa melakukannya dengan meneladani pemimpin sejati, yakni Yesus Kristus. Kepemimpinan berhati hamba bukan hanya tentang apa yang dilakukan, tetapi tentang siapa kita sebagai pelayan Tuhan. 

Dengan meneladani Kristus dalam segala aspek kepemimpinan, kita tidak hanya membangun jemaat yang kuat, tetapi juga mencerminkan kemuliaan Tuhan dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil. 

Kiranya buku ini dapat menjadi inspirasi dan panduan bagi setiap pemimpin yang rindu melayani dengan hati yang tulus, mengutamakan kepentingan banyak orang di atas kepentingan pribadi, dan membawa dampak positif yang nyata bagi gereja dan masyarakat.

-- Rangkaya Bada

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org