Buku Revealing the Algorithm of Life Diluncurkan di Sekolah Rahmani
Revealing the Algorithm of Life: Golongan Darah sebagai Denah Awal, resmi diluncurkan di SMPK Rahmani, Mangga Besar, Jakarta, Kamis (2/10/2025). Ist. |
JAKARTA,EDU KATOLIK— Sebuah buku yang memadukan sains dan kisah kehidupan, Revealing the Algorithm of Life: Golongan Darah sebagai Denah Awal, resmi diluncurkan di SMPK Rahmani, Mangga Besar, Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Acara yang berlangsung dari pukul 10.00 hingga 12.30 itu menghadirkan suasana akrab, penuh tanya jawab, dan diskusi yang menggugah.
Rangkaian kegiatan diawali dengan doa pembukaan, dilanjutkan sambutan Kepala Sekolah dan pengurus yayasan. Setelah itu, Masri Sareb Putra selaku penerbit menyerahkan buku secara simbolis kepada Benyamin dan Lasse, menandai momentum resmi peluncuran karya ini.
Acara dipandu dengan luwes oleh
moderator Paran Sakiu.
Menyelami “Bahasa Kehidupan”
Puncak acara terjadi ketika Eva Golda, pakar golongan darah,
tampil dengan paparan yang segar dan menyala. Ia mengajak para peserta melihat
darah bukan sekadar cairan biologis, melainkan “bahasa kehidupan” yang membawa
jejak masa lalu dan petunjuk masa depan.
“Darah adalah bahasa yang sejak lahir sudah menyingkap arah
kehidupan kita. Dari sel dan DNA, kita bisa membaca kisah tentang kesehatan,
cinta, keluarga, hingga perjalanan generasi,” ujar Eva.
Dalam presentasinya, ia mengurai keterkaitan antara golongan
darah dengan kesehatan fisik, kecenderungan psikologis, serta pola relasi dalam
keluarga. Lebih jauh, ia menyinggung bagaimana faktor-faktor genetik itu dapat
memengaruhi pilihan-pilihan hidup seseorang.
Suasana menjadi hidup ketika peserta antusias mengajukan
pertanyaan. Diskusi berkembang ke topik yang jarang disentuh: bagaimana
golongan darah bisa menjadi pintu masuk untuk memahami potensi diri,
mengantisipasi risiko kesehatan, bahkan memberi inspirasi dalam membangun
relasi sosial yang lebih sehat.
Kisah, Sains, dan Denah Awal Kehidupan
Buku Revealing the Algorithm of Life berisi 28 narasi
yang dirajut dengan bahasa ringan, namun jernih dari segi konsep. Setiap narasi
menghadirkan perpaduan kisah dan sains, menghubungkan teori genetika dengan
pengalaman manusia sehari-hari.
Dalam buku itu, pembaca diajak menelusuri perjalanan dari
hal-hal mikro seperti sel dan DNA, menuju lingkup individu dengan kesehatan,
psikologi, serta dinamika keluarga. Lalu, narasi bergerak lebih luas ke ranah
sosial, termasuk karakter, self-prophecy, dan cara golongan darah
membentuk pola interaksi masyarakat. Pada bagian akhir, pembahasan sampai ke
level makro dengan visi Indonesia Emas, mengaitkan genetika dengan arah bangsa
di masa depan.
Masri Sareb Putra dalam sambutannya menekankan bahwa buku
ini ditulis bukan sekadar menambah pengetahuan, melainkan untuk membuka
kesadaran baru. “Golongan darah bukan hanya label medis. Ia adalah denah awal
kehidupan, peta kecil yang bisa membantu kita memahami diri, membangun
keluarga, dan merancang masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Relevan bagi Pendidik, Peneliti, dan Publik
Peluncuran buku ini menarik perhatian karena menyentuh
dimensi lintas bidang: biologi, psikologi, pendidikan, hingga pembangunan
sosial. Para guru yang hadir melihat relevansinya dengan praktik pendidikan.
Peneliti dan praktisi kesehatan menemukan rujukan baru yang bisa
dipertimbangkan dalam kerja mereka.
Bagi masyarakat umum, buku ini menawarkan panduan praktis.
Bagaimana memahami golongan darah tidak hanya sebagai hasil tes laboratorium,
tetapi juga sebagai cermin diri. Dalam konteks keluarga, misalnya, pengetahuan
ini bisa menjadi bekal untuk menjaga kesehatan generasi sekaligus memperkuat
ikatan antaranggota.
Sejumlah peserta mengakui, membaca narasi-narasi dalam buku ini membuat mereka lebih peka terhadap tubuh dan relasi.
“Seolah-olah kita
sedang bercermin. Apa yang ada dalam darah ternyata sudah memberi arah bagi
perjalanan hidup kita,” kata salah seorang guru yang hadir.
Gaya Eva yang komunikatif dan interaktif, memesona dan menjadikan peserta menyala. Ist. |
Peluncuran ini menandai langkah awal penyebaran gagasan yang lebih luas. Bagi Sekolah Rahmani, momentum ini menjadi bagian dari upaya memperkaya wacana di ruang pendidikan. Sedangkan bagi dunia literasi Indonesia, kehadiran buku ini memperlihatkan bahwa sains dapat dipopulerkan dengan cara yang dekat dengan kehidupan.
Dengan bahasa yang mengalir dan gagasan yang menghubungkan
sains serta kisah hidup, Revealing the Algorithm of Life bukan sekadar
buku pengetahuan. Ia hadir sebagai peta reflektif untuk menelusuri siapa diri
kita, dan bagaimana arah masa depan bangsa telah tersimpan dalam setiap tetes
darah manusia.
Golongan darah sebagai “data awal”
Eva Golda menekankan pentingnya memahami golongan darah sebagai “data awal” dalam mengenali seseorang.
“Golongan darah ini adalah data awal untuk mengenali siapa diri kita. Sebab itu, Kitab berkata: ‘Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau’ (Yeremia 1:5),” ujar Eva dalam pemaparannya.
Eva menjelaskan, perspektif ini menghubungkan sains dengan spiritualitas. Dari sel dan DNA, kata dia, manusia bisa membaca arah kehidupannya sejak dini.
Golongan darah, menurutnya, bukan sekadar hasil laboratorium, melainkan denah kehidupan yang menyimpan petunjuk kesehatan, kecenderungan psikologis, hingga perjalanan generasi.
Pemaparan Eva memicu respons antusias dari peserta. Diskusi berlangsung interaktif, dengan banyak pertanyaan yang menyinggung bagaimana golongan darah dapat dimanfaatkan untuk memahami diri, membangun keluarga yang sehat, dan menyiapkan generasi masa depan.