Rosario dan Doa Rosario dalam Gereja Katolik: Dulia, bukan Latria


Rosario dan Doa Rosario dalam Gereja Katolik: penghormatan, bukan penyembahan kepada Maria sebagai Bunda Yesus.
Rosario dan Doa Rosario dalam Gereja Katolik: hyperdulia, bukan latria. Ist.

Penulis: Sr. Felicia Tesalonika

Rosario dan Dia Rosario konteknya adalah konsep dasar Teologi Kristen sejati ini “Ad Jesum per Mariam” . Artinya: menuju Yesus melalui Bunda Maria. Mengapa? Sebab Maria selalu menuntun umat beriman kepada Putranya, membantu menjadi perantara maksud permohonan manusia kepada Yesus seperti peristiwa pernikahan di Kana (Yohanes 2:5  Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!’).

Ayat ini  dimaknai bahwa Maria membawa manusia kepada Yesus. Ia tidak menunjuk kepada dirinya sendiri, melainkan menuntun orang untuk taat kepada perkataan Putranya. Karena itu, doa Rosario pun menggemakan sikap Maria: mengantar kita makin dekat kepada Yesus.

Dalam peristiwa perkawinan di Kana (Yoh. 2:1–11), Maria menunjukkan perannya yang indah: ia peka melihat kebutuhan, lalu berkata kepada Yesus, dan akhirnya menuntun para pelayan untuk taat pada sabda-Nya. 

Demikian juga dalam doa Rosario, Maria menuntun kita untuk selalu mengarahkan hati kepada Yesus, agar hidup kita dipenuhi kasih dan berkat-Nya.

Berdoa dengan perantaraan Maria adalah Dulia, bukan Latria

Dalam Katolik, latria adalah penyembahan tertinggi yang hanya layak diberikan kepada Allah saja. Sedangkan dulia adalah penghormatan kepada para kudus, dengan bentuk istimewa (hyperdulia) khusus bagi Bunda Maria.

Konsep dasar teologis ini wajib dipahami agar jelas pembedaan antara penyembahan hanya kepada Allah dan penghormatan kepada para kudus. Dengan begitu, baik orang Katolik maupun non-Katolik tidak lagi terjebak pada salah sangka.

Ketika kita berdoa Rosario, sesungguhnya kita sedang menghormati Maria dengan penghormatan istimewa (hyperdulia). Mengapa? Sebab Maria adalah Theotokos: Bunda Allah yang telah dipilih untuk menjadi Bait Allah yang hidup. Dari rahimnya, Allah yang kekal rela masuk ke dunia, mengambil rupa manusia, hidup dalam ruang dan waktu seperti kita.

Sabda Allah menegaskan hal ini. Malaikat berkata kepada Maria: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau” (Luk. 1:28). Dan Elisabet berseru penuh iman: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk. 1:42-43).

Maka, ketika jari-jemari kita memegang butir-butir Rosario, hati kita diarahkan untuk memandang Yesus bersama Maria. Kita menghormati Maria bukan karena dirinya semata, melainkan karena melalui dirinya Allah datang menjumpai kita. Dengan demikian, doa Rosario selalu membawa kita semakin dekat kepada Putra Maria: Yesus Kristus, Tuhan kita.

Cara Berdoa Rosario

Rosario yang sebenarnya terdiri dari kelompok sepuluh biji (atau dekade), yang masing-masing mewakili salah satu peristiwa Rosario. Peristiwa ini adalah peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dan Bunda Maria yang diajarkan oleh Gereja untuk perenungan kita, agar kita dapat memperdalam pemahaman tentang keselamatan dan tumbuh dalam meneladani kebajikan mereka.

Rosario yang paling umum, baik dari segi konstruksi fisik maupun pelaksanaannya, terdiri dari 5 dekade (50 Salam Maria). Rosario 5 dekade ini adalah yang biasanya dimaksud dalam praktik sehari-hari (baik Rosario pribadi, paroki, atau keluarga), dan juga dalam permintaan dari Bunda Maria untuk berdoa Rosario, seperti yang terjadi di Lourdes dan Fatima. Rosario yang lengkap terdiri dari 15 dekade (tiga peristiwa  tradisional yakni Gembira, Sedih, dan Mulia), atau 20 dekade (termasuk Peristiewa Terang yang diperkenalkan oleh Paus St. Yohanes Paulus II).

Selain itu, seperti yang dicatat oleh Paus Yohanes Paulus II dalam Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae, sudah menjadi "kebiasaan" untuk mengucapkan doa-doa sebelum memulai dekade-dekade, dan juga di akhir doa. Doa-doa ini diucapkan pada Salib dan pada kelompok biji yang terdiri dari satu ditambah tiga biji yang menggantung dari pusat Rosario. Sebagai doa kebiasaan, doa-doa ini pada dasarnya bersifat opsional, atau bisa diganti dengan doa lain sesuai pilihan. Doa-doa ini memang bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, meskipun pola yang disarankan di bawah ini adalah pola yang umum.

Doa Pembukaan

Dimulai pada Salib, kita mengingatkan diri kita tentang Penebusan dan kebenaran-kebenaran iman.

  1. Salib
    Pegang Salib dan buat Tanda Salib, sambil berdoa: “Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin.” Kita bisa memilih untuk mencium Salib juga.
  2. Syahadat Para Rasul
    Tetap pada Salib, ucapkan Syahadat Para Rasul: "Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Maha Kuasa..."

Pada kelompok 4 biji, kita menghormati Tritunggal Mahakudus, Allah yang Esa dalam Tiga Pribadi Ilahi. Pada tiga biji Salam Maria, kita bisa berdoa secara berturut-turut untuk peningkatan iman, harapan, dan kasih; tiga kebajikan teologis (1 Kor. 13).

  1. Pada biji pertama, berdoalah Bapa Kami.
  2. Pada kelompok tiga biji, berdoalah tiga kali Salam Maria.
  3. Setelah biji-biji tersebut, berdoalah Kemuliaan.

Doa dan Perenungan pada Peristiwa-peristiwa

Pada 5 kelompok yang terdiri dari 10 biji, atau dekade, setiap peristiwa dari kehidupan Yesus dan Maria dihormati. Rosario yang lengkap terdiri dari 20 dekade yang terdiri dari 5 Peristiwa Gembira, 5 Peristiwa Terang, 5 Peristiwa Sakit, dan 5 Peristiwa Mulia. Di Fatima, Bunda Maria meminta agar setiap hari didoakan Rosario dengan menggunakan kata Terço dalam bahasa Portugis, yang berarti "sepertiga" dari Rosario tradisional 15 dekade, yaitu 5 dekade yang terdiri dari salah satu kelompok peristiwa. Hal ini tetap berlaku meskipun Paus St. Yohanes Paulus II pada tahun 2002 menambahkan set peristiwa keempat, yaitu Peristiwa Terang.

Kita bisa memilih untuk berdoa satu set peristiwa setiap hari (atau satu kali mengelilingi biji), atau berdoa Rosario lengkap yang terdiri dari 15 atau 20 dekade. Kita bisa berdoa peristiwa apa saja, atau mengikuti pola tradisional. Terakhir, Rosario bisa didoakan sekali saja dalam sehari, atau tersebar sepanjang hari, baik di gereja, di rumah, atau di mana saja sesuai waktu dan kesempatan.

PERISTIWA Gembira

Hari Senin dan Sabtu.
Hari Minggu pada Masa Adven & Natal.

  1. Kabar Sukacita
  2. Kunjungan Bunda Maria
  3. Kelahiran Yesus
  4. Persembahan Yesus di Bait Allah
  5. Penemuan Yesus di Bait Allah

PERISTIWA Sedih

Hari Selasa dan Jumat.
Hari Minggu pada Masa Prapaskah.

  1. Doa di Taman Getsemani
  2. Penyiksaan di Tiang Penyiksa
  3. Pahatan Duri di Kepala Yesus
  4. Pembawaan Salib
  5. Penyaliban

PERISTIWA Mulia

Hari Rabu dan Hari Minggu sepanjang tahun.

  1. Kebangkitan Yesus
  2. Kenaikan Yesus ke Surga
  3. Turunnya Roh Kudus
  4. Pengangkatan Bunda Maria ke Surga
  5. Penobatan Bunda Maria sebagai Ratu Surga

PERISTIWA Terang

Hari Kamis

  1. Pembaptisan Yesus di Sungai Yordan
  2. Pernikahan di Kana
  3. Pewartaan Kerajaan Allah
  4. Transfigurasi
  5. Pendirian Ekaristi

Tentang Dekade

  1. Umumkan Peristiwa pertama. Jika memungkinkan, buatlah meditasi singkat tentang topik tersebut (misalnya, Kabar Sukacita). Kita bisa menggunakan Kitab Suci yang relevan, buku-buku khusus untuk tujuan ini, atau sekadar merenung tentang peristiwa itu, atau hubungan kita dengan peristiwa tersebut, seperti kelemahan kita yang seharusnya diteladani oleh Yesus dan Maria.
  2. Pada biji pertama (pusat biji untuk dekade pertama), doakan Bapa Kami.
  3. Pada setiap biji yang lain, doakan Salam Maria.
  4. Setelah selesai satu dekade, doakan Kemuliaan.
  5. Akhiri dengan Doa Fatima.

Pola ini diulang untuk setiap peristiwa Rosario berikutnya.

Doa Penutupan

Setelah selesai semua dekade, biasanya kita mengucapkan Salam Ratu Surga dan doa lainnya sesuai kebiasaan, meskipun seperti yang telah disebutkan di atas, doa-doa ini tidak secara formal menjadi bagian dari Rosario, atau wajib. Doa-doa ini diberikan dalam urutan kebiasaan.

  1. Salam Ratu Surga dengan responsnya.
  2. Doa Rosario.
  3. Doa Santo Mikael.
  4. Doa untuk niat-niat Paus. Ini diperlukan untuk memperoleh Indulgensi Plenaria yang terkait dengan Rosario yang didoakan dalam kelompok. Ini bisa berupa Syahadat dan Bapa Kami, atau Bapa Kami, Salam Maria, dan Kemuliaan, atau doa lain sesuai niat Paus.
  5. Doa Hati Suci Yesus dan Maria.

Doa Rosario ditutup dengan Tanda Salib.

Sumber utama: Colin B. DonovanSTL 

dalam  https://www.ewtn.com/catholicism/answers/rosary-praying-26173

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org