1 November - Hari Semua Orang Kudus dan Doa untuk Arwah Orang Beriman

 

Dok. penulis.

Pada tanggal 1 November, Gereja Katolik memperingati Hari Semua Orang Kudus (All Saints' Day).

Suatu hari khusus bagi orang Katolik untuk mengenang semua orang yang telah hidup dalam kekudusan dan kini telah berada di surga. Ini termasuk orang-orang yang diakui sebagai santo dan santa oleh Gereja. Juga peringatan bagi semua orang beriman yang telah mencapai keselamatan, meskipun mereka tidak terdaftar secara resmi dalam daftar kanonisasi Gereja.

Baca Kanon Alkitab Kristen dan Peran Septuaginta

Selain itu, pada hari-hari setelah 1 November, yaitu 2 November, Gereja Katolik memperingati Hari Arwah Semua Jiwa (All Souls' Day), yang secara khusus mendoakan arwah orang-orang beriman yang telah meninggal, terutama mereka yang berada di purgatori (tempat penyucian sebelum mencapai surga). Pada hari ini, umat Katolik berdoa untuk jiwa-jiwa orang mati agar mereka diterima dalam kehidupan kekal bersama Allah.

Dasar Alkitabiah untuk Doa bagi orang mati

 Gereja Katolik mengajarkan bahwa doa untuk orang mati memiliki dasar alkitabiah, terutama dari beberapa bagian dalam Kitab Makabe dan Kitab Suci lainnya, yang menunjukkan pentingnya mendoakan orang yang telah meninggal, terutama agar dosa-dosa mereka diampuni dan mereka dipersiapkan untuk kehidupan kekal. Salah satu ayat yang menjadi dasar utama untuk ajaran ini ada dalam 2 Makabe 12:38-46.

 Dalam teks ini, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, diceritakan tentang Yudas Makabe yang, setelah memenangkan pertempuran, menemukan bahwa beberapa prajuritnya yang telah mati mengenakan benda-benda yang tidak sesuai dengan hukum agama Yahudi. Yudas Makabe berdoa untuk mereka dengan harapan agar dosa mereka diampuni. Ayat ini menjelaskan bahwa Yudas berdoa bagi orang mati dengan keyakinan bahwa mereka dapat dibantu melalui doa dan persembahan, dan bahwa doa tersebut adalah hal yang baik dan berharga untuk jiwa-jiwa yang telah meninggal.

 Di dalam 2 Makabe 12:46, tertulis:

"Sungguh, jika ia tidak mengharapkan kebangkitan orang-orang yang mati, maka sia-sialah doa bagi mereka yang sudah meninggal itu, dan sia-sialah juga persembahan yang dilakukannya. Tetapi, ia percaya bahwa orang-orang yang telah mati akan dibangkitkan, dan dengan itu ia telah memberikan persembahan yang sangat baik untuk mereka."

Dari ayat ini, Gereja Katolik memahami bahwa doa bagi orang mati bukanlah sesuatu yang sia-sia, melainkan suatu bentuk kasih yang bisa membantu mereka yang telah meninggal mencapai keselamatan, khususnya dalam tradisi ajaran tentang *purgatori*.

 Selain itu, dalam 1 Korintus 15:29, ada pula referensi yang menunjukkan bahwa umat Kristen awal melakukan praktik pembaptisan bagi orang mati, meskipun maknanya bisa berbeda-beda menurut interpretasi. Namun, teks ini sering digunakan untuk mendukung praktik doa dan pengorbanan bagi orang yang telah meninggal.

 

Tradisi dalam Gereja Katolik

Doa bagi orang mati adalah bagian penting dari tradisi Katolik, baik dalam liturgi maupun dalam kehidupan doa pribadi umat. Pada Hari Arwah Semua Jiwa (All Souls' Day), Gereja menganjurkan umat untuk melakukan Misa Requiem (Misa untuk orang mati) dan berdoa khusus untuk jiwa-jiwa yang masih berada di purgatori. Gereja juga mengajarkan bahwa melalui doa dan perbuatan baik, umat Katolik dapat memperoleh indulgensi untuk jiwa-jiwa di purgatori, yang dapat mempercepat perjalanan mereka menuju surga.

Umat Katolik juga mendorong untuk mempersembahkan doa Rosario, persembahan misa, dan penyalaan lilin sebagai cara untuk mendoakan jiwa-jiwa orang mati. Salah satu amalan penting adalah mempersembahkan doa bagi mereka yang telah meninggal dalam keluarga dan komunitas.

 Ajaran dari para Bapa Gereja

 Para Bapa Gereja (seperti St. Agustinus, St. Gregorius Agung, dan lainnya) memiliki pandangan yang serupa mengenai doa untuk orang mati. Mereka mengajarkan bahwa doa umat yang hidup dapat membantu jiwa-jiwa yang telah meninggal, terutama yang berada di purgatori, untuk dibersihkan dari dosa-dosa mereka dan dipersiapkan untuk surga.

 1. St. Agustinus mengajarkan bahwa doa untuk orang mati adalah bentuk kasih dan kemurahan hati. Ia menekankan bahwa meskipun orang yang telah meninggal tidak lagi bisa berbuat baik untuk dirinya sendiri, doa orang hidup bisa membantu mereka. Dalam konteks purgatori, doa dan perbuatan baik dari orang yang masih hidup dapat mempercepat penyucian jiwa-jiwa yang telah meninggal.

 2. St. Gregorius Agung dalam salah satu karyanya menulis tentang praktik doa untuk jiwa-jiwa yang berada di purgatori dan mempercayai bahwa doa dan persembahan Misa memiliki kekuatan untuk mengurangi hukuman jiwa-jiwa tersebut.

 3. Tertulianus, seorang Bapa Gereja awal, juga menyatakan bahwa umat Kristen di masa awal sudah melakukan doa dan korban untuk orang yang telah meninggal, meskipun ajaran ini tidak seragam di seluruh gereja. Namun, ada bukti bahwa para Bapa Gereja mempercayai bahwa doa untuk orang mati memiliki dampak yang baik dan menyelamatkan.

 Bagian dari Praktik Iman Katolik

Jadi, peringatan Hari Semua Orang Kudus pada 1 November dan Hari Arwah Semua Jiwa pada 2 November di Gereja Katolik merupakan bagian dari praktik iman yang berkaitan erat dengan ajaran tentang doa untuk orang mati.

Baca Analisis terhadap Teori-teori Pendidikan Kristen dalam Alkitab

Doa bagi arwah orang beriman ini berakar dalam ajaran Alkitab, khususnya dari 2 Makabe 12:38-46, serta ajaran dan tradisi yang telah diwariskan oleh para Bapa Gereja, yang mengajarkan bahwa doa bagi jiwa-jiwa yang telah meninggal dapat membantu mereka yang berada di purgatori mencapai kehidupan kekal. 

Praktik ini juga dihadiri dalam liturgi, misa, dan berbagai bentuk devosi umat Katolik untuk mempersembahkan doa kepada orang yang telah meninggal. Ujud ungkapan kasih dan harapan akan keselamatan mereka.

-- Fr. Borgias Yesaya


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org