Cornelis Ajak WKRI Jadi Penjaga Empat Pilar Kebangsaan di Landak
Cornelis Ajak WKRI Jadi Penjaga Empat Pilar Kebangsaan di Landak. Ist. |
Anggota DPR RI dari Dapil Kalimantan Barat I, Dr. (H.C.) Drs. Cornelis, M.H., mengajak seluruh anggota Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) untuk aktif menjadi penjaga nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat.
LANDAK - EDUKATOLIK: Cornelis menyampaikan Seruan ini saat kegiatan penguatan Empat Pilar Kebangsaan yang digelar di Desa Sidas, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Sabtu, 5 Juli 2025.
Acara tersebut dihadiri ratusan anggota WKRI dari berbagai desa di Kecamatan Sengah Temila.
👉 Baca juga Fenomena Gereja Paroki dan Stasi di Kalimantan Barat
Dalam suasana hangat dan penuh semangat, Cornelis memaparkan bahwa empat pilar bangsa: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan fondasi yang wajib dijaga oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk perempuan Katolik.
Peran Strategis WKRI dalam Menjaga Nilai Pancasila dan UUD 1945
Cornelis menekankan pentingnya keterlibatan WKRI dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan terkecil, yakni keluarga. “Perempuan Katolik itu ibu bangsa. Dari tangan merekalah lahir generasi yang cinta tanah air,” ujar mantan Gubernur Kalimantan Barat dua periode itu.
Menurut Cornelis, Pancasila bukan sekadar simbol atau hafalan, melainkan harus dihidupi sehari-hari. Nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan yang terkandung di dalamnya sangat selaras dengan ajaran Kristiani. Karena itu, WKRI memiliki tanggung jawab spiritual sekaligus sosial untuk mewujudkan nilai-nilai itu dalam kehidupan nyata.
Cornelis disambut antusias WKRI.
Selain Pancasila, ia menekankan pentingnya pemahaman terhadap UUD 1945. Cornelis mengajak WKRI untuk memahami konstitusi agar tidak hanya aktif dalam kegiatan keagamaan, tetapi juga turut ambil bagian dalam kehidupan demokrasi dan pemerintahan. “Literasi hukum penting. Perempuan Katolik harus cerdas, kritis, dan aktif dalam masyarakat,” ujarnya.
Cornelis: NKRI Harga Mati, Bhinneka Tunggal Ika Kekuatan Bangsa
Dalam sesi selanjutnya, Cornelis menegaskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah final dan tidak bisa ditawar. “NKRI harga mati. Tidak ada tempat bagi ideologi pemecah bangsa,” tegasnya.
👉 Baca juga Persepuluhan dalam Alkitab
Ia mengingatkan bahwa tantangan bangsa saat ini bersifat kompleks, mulai dari penyebaran paham radikalisme, disinformasi di dunia digital, hingga menurunnya toleransi antarumat. Di tengah situasi itu, Cornelis melihat WKRI sebagai kekuatan yang mampu merawat keutuhan bangsa dari tingkat akar rumput.
Ia pun menyinggung semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai fondasi harmoni Indonesia. “Kita ini berbeda-beda, tetapi tetap satu. Jangan pernah melihat perbedaan sebagai ancaman, tapi sebagai kekayaan bangsa,” tambahnya.
Menurut Cornelis, WKRI berperan penting dalam membangun dialog antaragama dan antarbudaya melalui pendekatan sosial dan kemasyarakatan. Ia mendorong agar WKRI menjadi pelopor pendidikan toleransi sejak dini, sekaligus jembatan bagi kerukunan antarwarga.
Penutup Acara: Doa Bersama dan Komitmen Kebangsaan
Kegiatan penguatan Empat Pilar Kebangsaan tersebut ditutup dengan doa bersama serta komitmen seluruh anggota WKRI untuk terus menjaga dan menghidupi nilai-nilai kebangsaan. Dalam sambutan penutupnya, Cornelis menegaskan bahwa kehadiran WKRI bukan hanya di altar gereja, tetapi juga di tengah dinamika bangsa.
👉 Baca juga Pendidikan Katolik : Model, Filosofi, dan Tujuannya
“WKRI harus menjadi terang dan garam di masyarakat. Mereka adalah wajah toleransi, wajah kasih, dan wajah persatuan Indonesia,” pungkas Cornelis.
-- Rangkaya Bada