Peran Media Digital dalam Pewartaan Injil di Era Modern
![]() |
Media dan Gereja: untuk hal baik dan positif. Grok. |
Gereja gunakan media digital untuk pewartaan Injil, membangun komunitas iman, dan menangkal hoaks. Literasi media jadi kunci menghadapi era informasi.
EDUKATOLIK – JAKARTA: Di era digital yang serba cepat ini, media menjadi sarana vital bagi Gereja dalam menyampaikan pesan Injil. Bukan sekadar alat komunikasi, media digital kini berfungsi sebagai ruang pewartaan yang menjangkau umat di berbagai tempat dan situasi, termasuk mereka yang tidak dapat hadir secara fisik dalam ibadah.
Dengan platform seperti media sosial, podcast, dan video streaming, Gereja dapat menyebarkan pesan kasih, pengharapan, dan ajaran Kristus secara efektif. Namun, di balik potensi besar itu, terdapat tantangan serius: derasnya arus misinformasi yang bisa membingungkan jemaat.
1. Pemanfaatan Media Digital untuk Pewartaan Injil
Gereja Katolik dan denominasi Kristen lainnya kini aktif menggunakan media digital untuk menyebarkan ajaran. Video khotbah, misa online, artikel refleksi, hingga konten inspiratif tersebar luas di YouTube, Instagram, dan podcast.
Literasi digital menjadi kunci di sini. Dengan pemahaman yang tepat, Gereja dapat memaksimalkan fitur teknologi untuk menyampaikan kabar baik kepada umat, baik yang di kota besar maupun pedalaman, serta membuka dialog iman yang relevan dengan kebutuhan zaman.
2. Menangkal Misinformasi: Literasi Media Bagi Jemaat
Di tengah banjir informasi, jemaat gereja sangat rentan terhadap hoaks, misinformasi, dan narasi menyesatkan. Tanpa kemampuan literasi media, umat bisa mengonsumsi dan menyebarkan informasi yang bertentangan dengan ajaran iman.
Gereja harus aktif membekali jemaat dengan kemampuan memilah dan memverifikasi informasi. Salah satu langkah strategis adalah mengajarkan cara mengecek sumber berita: apakah berasal dari otoritas gereja resmi, lembaga terpercaya, atau hanya sekadar konten viral tanpa dasar yang sahih.
Dengan edukasi yang terstruktur, seperti pelatihan atau diskusi terbuka, jemaat dapat menjadi pengguna media yang bijak, bertanggung jawab, dan berakar kuat pada nilai-nilai Kristiani.
3. Membangun Komunitas Iman dan Kesadaran Sosial Melalui Media
Media digital bukan hanya untuk menyampaikan informasi, tetapi juga membangun dan memperkuat komunitas iman. Gereja dapat menggelar pertemuan virtual, diskusi daring, hingga kampanye sosial untuk menanggapi isu-isu seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan perubahan sosial.
Dengan cara ini, media menjadi jembatan kasih dan solidaritas, Menjadikan gereja lebih responsif, terbuka, dan hadir di tengah dunia yang terus berubah.
Kesimpulan
Media digital memberi peluang besar bagi gereja: menjangkau umat, membentuk kesadaran kritis, dan memperkuat komunitas. Namun, kunci keberhasilannya terletak pada literasi media. Suatu kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan media secara bijak.
Dengan strategi komunikasi digital yang baik, gereja masa kini dapat menjadi terang dan garam dunia di tengah era informasi.
Penulis: Thabut Perjanjian