Wafatnya Paus dan Tata Cara Pemaklumannya
Ilustrasi by AI. |
Begini tata cara pemakluman kepastian wafatnya Paus. Ada aturannya menurut Pasal 30 Universi Dominici Gregis.
Kardinal Camerlengo (Kardinal Sekretaris dengan 5 tugas utama, antara lain: Memastikan Wafatnya Paus) memasuki ruangan tempat Paus dirawat dengan langkah tidak seperti biasanya. Di hadapannya, para prelatus dan pejabat Kuria Roma berdiri. Suasana hening menyelimuti tempat itu dengan penuh khidmat.
Cincin nelayan paus dilepaskan dan dihancurkan
Camerlengo memanggil dan menyebut nama Paus tiga kali dengan suara tegas.
Setiap panggilan menggema dalam keheningan yang sakral.
Tak ada jawaban, hanya diam yang menjadi penanda akhir.
Sebagai tanda berakhirnya kepemimpinan, Cincin Nelayan paus yang wafat, dilepaskan.
Cincin itu kemudian dihancurkan di hadapan para saksi.
Seremoni ini mengakhiri otoritas pemimpin tertinggi Gereja. Tak satu pun gambar peristiwa ini boleh diabadikan. Pasal 30 Universi Dominici Gregis melarang dokumentasi.
Pengambilan gambar hanya diizinkan dengan persetujuan Camerlengo. Namun, Paus hanya boleh dipotret dengan busana kepausan. Seperti terjadi tahun 2025 saat wafatnuya Paus Yohanes Paulus II. Kardinal Camerlengo menyegel apartemen kepausan. Segel ini menandai transisi menuju kepemimpinan baru. Pada 12 April 2005, apartemen itu dikosongkan. Hari itu menjadi awal bagi Paus berikutnya.
Duka dan Harapan: Menanti Pemimpin Baru Gereja
Dalam kesunyian yang menyelimuti ruangan, hanya napas tertahan yang terdengar. Para Kardinal menundukkan kepala, menyadari besarnya momen ini. Di luar, lonceng Basilika Santo Petrus mulai berdentang perlahan.
Bunyi dentang itu menembus dinding-dinding batu kuno. Setiap orang yang mendengarnya tahu bahwa sejarah tengah berlangsung. Para petugas Vatikan bersiaga, menjalankan tugas mereka dengan cermat. Sementara itu, di sudut lain, arsip kepausan mulai dikunci. Segala dokumen pribadi Paus diamankan dalam peti khusus. Tak satu pun dokumen boleh diakses tanpa izin resmi.
Di luar Kapel Sistina, para jurnalis menunggu dengan gelisah. Mereka tahu bahwa pengumuman resmi akan segera dibuat. Vatikan telah menutup akses bagi siapa pun tanpa izin. Hanya mereka yang berkepentingan yang diperbolehkan masuk.
Baca Gereja dan Media untuk Kebaikan Umum dan Pewartaan
Kardinal Camerlengo, dengan tangan gemetar, menuliskan laporan resmi. Laporan itu akan menjadi catatan sejarah yang tak terbantahkan. Sebuah era telah berakhir, menandai perjalanan Gereja ke babak baru.
Di berbagai belahan dunia, umat Katolik mulai berduka. Misa requiem mulai dipersiapkan di berbagai katedral utama. Pernyataan duka datang dari para pemimpin dunia. Semua mata tertuju ke Vatikan, menunggu langkah selanjutnya. Di dalam kapel pribadi, doa-doa terus dipanjatkan.
Para biarawan dan biarawati berlutut dalam hening. Di dalam Basilika Santo Petrus, lilin-lilin dinyalakan tanpa henti. Bendera-bendera dikibarkan setengah tiang di berbagai tempat. Gema doa berkumandang dalam berbagai bahasa di seluruh dunia.
Baca Surat Pastoral St. Paulus dan Implementasinya di Paroki yang Jumlah Pastornya Terbatas
Di tengah duka, harapan baru mulai tumbuh. Conclave akan segera dilaksanakan untuk memilih pemimpin baru. Para Kardinal mulai bersiap untuk memasuki Kapel Sistina. Mereka membawa tanggung jawab besar bagi masa depan Gereja.
Dalam keheningan yang mendalam, sejarah kembali dituliskan. Dunia menantikan sosok yang akan melanjutkan perjalanan suci ini.
-- Masri Sareb Putra