Cerpen "Menyambut Natal di Tengah Keheningan Hati"

 


 

sumber gambar: https://chatgpt.com/g/g-VdXzbweh5-generator-gambar/c/674e9464-871c-8013-b9ef-1acfc8a1ba8c

Hujan rintik-rintik membasahi atap rumah Catalina. Angin sejuk menerobos masuk melalui celah jendela, membawa serta aroma tanah basah dan daun-daun kering. Catalina menggigil, bukan hanya karena dinginnya udara, tapi juga karena beban pikiran yang menimpanya. Natal semakin dekat, namun kehangatan yang biasa ia rasakan saat perayaan itu terasa begitu jauh.

Sebagai guru di sebuah SMA Swasta di kota Sintang, Catalina harus menyiapkan banyak hal menjelang liburan Natal. Tumpukan kertas ujian dan laporan menggunung di mejanya. Di tengah kesibukannya, ia harus juga mengurus Clare, putri kecilnya yang selalu ingin diperhatikan. “Ma, kapan kita bikin kue Natal?” tanya Clare dengan mata berbinar. Catalina tersenyum getir. “Sabar ya, Sayang. Mama lagi sibuk,” jawabnya lembut.

Kristo, adik laki-lakinya, yang tinggal di kota sebelah, seringkali menelepon untuk menanyakan kabar Catalina. “Kamu jangan terlalu capek, ya, Kak. Nanti sakit,” pesan Kristo. Catalina hanya bisa mengangguk. Ia tahu Kristo juga sedang menghadapi masalah dalam rumah tangganya.

Dion, si bungsu, yang baru saja lulus kuliah, sedang mencari pekerjaan. Ia sering membantu Catalina mengurus rumah dan menjaga Clare. “Kak, aku sudah daftar lowongan kerja di beberapa perusahaan,” kata Dion suatu sore. “Semoga cepat dapat pekerjaan ya, Dik,” balas Catalina.

Natal semakin dekat, namun suasana di rumah Catalina terasa berbeda. Catalina merindukan kehadiran kedua orang tuanya. Dulu, rumah mereka selalu ramai dengan tawa dan canda saat Natal. Kini, hanya ada kesunyian yang menyelimuti.

Suatu malam, saat Catalina sedang tertidur, ia bermimpi bertemu dengan ibunya. Dalam mimpi itu, ibunya tersenyum dan berkata, "Natal adalah tentang cinta dan kebersamaan. Jangan biarkan kesedihan menguasai hatimu."

Catalina terbangun dengan perasaan yang campur aduk. Ia sadar bahwa ibunya benar. Natal bukan hanya tentang hadiah dan pesta meriah, tetapi juga tentang menghargai keluarga dan orang-orang yang kita cintai.

Suatu pagi, saat Catalina ke sekolah, hujan kembali turun dengan deras. Jalanan menjadi licin dan genangan air di beberapa titik. Clare yang biasanya ceria, tiba-tiba menangis ketakutan. “Mama, aku takut!” rengek Clare kedinginan di balik mantel plastik. Catalina berusaha menenangkannya, tapi ia sendiri juga merasa cemas.

Setibanya di sekolah, Catalina langsung menuju ruang guru. Ia harus menyiapkan materi pembelajaran untuk minggu depan. Namun, pikirannya terus melayang pada masalah-masalah yang sedang dihadapinya. Ia rindu akan kehangatan keluarga saat Natal.

Siang hari setelah pulang bekerja, Catalina memutuskan untuk mengubah suasana hati. Ia mengajak Clare dan Dion untuk membuat kue Natal. Mereka tertawa dan bercanda sambil menguleni adonan. Saat kue-kue itu matang dan mengeluarkan aroma harum, hati Catalina terasa lebih ringan.

Natal tahun itu memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada pesta meriah atau hadiah yang mahal. Namun, Catalina merasa bahagia karena dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya. Ia belajar bahwa kebahagiaan sejati itu sederhana, yaitu kebersamaan dengan keluarga.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org