Paus Fransiskus dan Buku Laris yang Mengajak Bermimpi

Buku ini laris, menempati ruang depan toko buku Gramedia selama sebulan lebih. Dok. penulis.

Buku inspiratif ini terbit jelang Paus Fransiskus melakukan kunjungan apostolik yang mengharukan ke Indonesia dari  3 - 6 September 2024. 

Jika Anda melangkah ke Toko Buku Gramedia, jangan lewatkan buku ini yang terhimpun di tumpukan "BEST SELLER" di bagian depan, menyambut setiap pengunjung dengan pesonanya. 

Dengan posisi yang strategis, buku ini benar-benar mencuri perhatian, sejalan dengan koleksi buku laris lainnya yang ada di Gramedia. 

Penulis tak bisa menahan rasa ingin tahu dan langsung berhenti. Mengambil dua buku: satu untuk dijadikan hadiah, dan satu lagi untuk diri sendiri. Setelah itu, saya melangkah menuju kasir dan mendapatkan potongan harga yang menyenangkan.

Judulnya yang menggugah: Mari Bermimpi: Jalan Menuju Masa Depan yang Lebih Baik. Tercetak dengan tinta emas, menandakan betapa berartinya karya ini. Dengan ketebalan yang ideal, "hanya" 205 halaman, buku ini pun mudah dibawa dan enak dibaca.

Paus ke-266, yang dikenal sebagai Jorge Mario Bergoglio, lahir pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, sebagai putra imigran Italia. Ia diangkat sebagai Paus pada Maret 2013.

Ditulis oleh Austen Ivereigh, seorang penulis dan jurnalis asal Inggris, edisi bahasa Indonesianya terasa sangat mengalir. Buku ini menginspirasi melalui tiga pilar utama—iman, persaudaraan, dan belas kasih—serta menawarkan perspektif baru tentang kemanusiaan dan pencapaian pribadi, yang diungkap dalam konsep "mimpi".

Eensi dari bermimpi

Kita hidup di tengah tantangan yang tak terelakkan. Setiap dari kita pasti merasakan ujian dalam hidup ini, yang justru menjadi jembatan untuk pertumbuhan. Dalam setiap cobaan, kita mengungkapkan isi hati: seberapa kuat kita, seberapa besar kasih kita, dan bagaimana kita berkomitmen pada kebaikan.

Renungkanlah apa yang kita saksikan selama krisis Covid-19. Mereka adalah pahlawan: pria dan wanita yang mengorbankan segalanya demi melayani yang membutuhkan. Mereka adalah saksi kehangatan dan kasih sayang yang sejati.

Selama masa sulit ini, peran dan kebiasaan kita harus dirombak untuk keluar sebagai versi yang lebih baik dari diri kita sendiri. 

Baca "Kuasa Gelap" Film Horor Eksorsisme yang makin Meneguhkan Iman

Kita memerlukan ekonomi yang adil, memberikan akses bagi semua orang terhadap hasil karya, serta kebutuhan dasar seperti tanah, tempat tinggal, dan pekerjaan. Politik yang inklusif, yang mampu mendengarkan suara kaum marginal dan rentan, juga sangat diperlukan.

Kita harus membangun gerakan sosial yang saling bergantung, memiliki tanggung jawab bersama untuk sesama dan planet ini. Menghargai kebaikan, iman, dan kolaborasi demi kebaikan bersama harus menjadi tujuan luhur kita.

Inilah saatnya untuk mengejar impian yang berani, meninjau kembali apa yang kita anggap berharga, dan berkomitmen untuk bertindak sesuai dengan impian kita dalam kehidupan sehari-hari.

Keteladanan kemanusiaan

Buku ini melampaui batas dan menjangkau hati banyak orang. Mengapa? Karena inti dari karya ini adalah kemanusiaan itu sendiri.

Buku Mari Bermimpi: Jalan Menuju Masa Depan yang Lebih Baik menggambarkan sosok Paus Fransiskus dengan sangat mendalam. Selama kunjungan apostoliknya ke Indonesia pada 3 - 6 September 2024, sisi kemanusiaan beliau terasa begitu menyentuh. Dalam setiap kata dan tindakan, beliau menunjukkan bahwa nilai-nilai kemanusiaan melampaui sekat-sekat agama, budaya, dan kebangsaan. 

Paus Fransiskus adalah simbol harapan dan rekonsiliasi, menggugah setiap individu untuk merenungkan peran mereka dalam menciptakan dunia yang lebih baik. Ia mengajak kita untuk melihat satu sama lain dengan kasih, empati, dan pengertian. Melalui pesan-pesannya yang penuh inspirasi, beliau menekankan pentingnya solidaritas, keadilan sosial, dan perlindungan terhadap lingkungan—suatu panggilan untuk menjaga rumah bersama kita.

Dalam buku ini, pembaca diajak untuk menyelami perjalanan spiritual Paus Fransiskus yang berakar pada ajaran kasih dan perdamaian. Karya ini bukan sekadar biografi, melainkan panggilan untuk bertindak—mengajak kita semua untuk bermimpi dan berusaha mewujudkan masa depan yang lebih baik. 

Melalui catatan reflektif dan kisah-kisah yang menyentuh, pembaca akan merasakan betapa besar pengaruh sosok ini dalam merangkul kemanusiaan secara global. 

Paus Fransiskus mengingatkan kita bahwa kita semua adalah bagian dari satu keluarga besar, dan tanggung jawab kita adalah untuk saling mendukung dan menjaga satu sama lain. 

Dalam dunia yang sering kali terpecah belah, buku ini adalah pengingat akan kekuatan cinta dan harapan yang dapat menyatukan kita semua.

-- Nur Kekal

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org