Menjadi Terang dan Solusi bagi Bangsa: Panggilan Umat Katolik di Indonesia

Orang Katolik menyalakan lentera, lilin, obor, dan dian menerangi dan tidak mengutuk kegalapan
Orang Katolik menyalakan lentera, lilin, obor, dan dian menerangi dan tidak mengutuk kegalapan. By AI.

JAKARTA - EDUKATOLIK: Bangsa Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan besar—kemerosotan moral, ketidakadilan sosial, korupsi, radikalisme, krisis lingkungan, hingga kesenjangan ekonomi yang semakin lebar. 

Dalam situasi bangsa yang "sakit" seperti ini, umat Katolik tidak boleh hanya menjadi penonton, apalagi ikut memperkeruh keadaan. Sebaliknya, kita dipanggil untuk menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.

Panggilan umat Katolik di Indonesia

Bangsa Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan besar—kemerosotan moral, ketidakadilan sosial, korupsi, radikalisme, krisis lingkungan, hingga kesenjangan ekonomi yang semakin lebar. Dalam situasi seperti ini, umat Katolik tidak boleh hanya menjadi penonton, apalagi ikut memperkeruh keadaan. Sebaliknya, kita dipanggil untuk menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.

Baca Buku Pemandu bagi Pemimpin Kristen

Filipi 4:8 menegaskan pentingnya berpikir dan berbuat yang baik, benar, adil, suci, sedap didengar, dan penuh kebajikan. Ini bukan hanya sebuah perintah moral, tetapi panggilan konkret untuk menjadi terang di tengah kegelapan. Seperti yang dikatakan Yesus dalam Matius 5:14-16, kita adalah terang dunia. Terang itu tidak boleh disembunyikan, tetapi harus diletakkan di tempat yang tinggi agar menerangi banyak orang.

"Jangan kutuk kegelapan, tetapi nyalakan pelitamu!"

Daripada terus-menerus mengeluhkan kebobrokan yang terjadi—korupsi, kemiskinan, perpecahan, ketidakadilan—mari kita menjadi bagian dari perubahan. Tidak cukup hanya berdoa dan berharap, kita juga harus bertindak nyata di tengah masyarakat.

Menjadi Umat Katolik yang berperan dalam masyarakat

Gereja Katolik di Indonesia memiliki sejarah panjang dalam kontribusinya terhadap bangsa. Lembaga pendidikan Katolik telah mencetak banyak pemimpin dan cendekiawan. Rumah sakit Katolik melayani tanpa membedakan suku atau agama. Lembaga sosial Katolik aktif dalam membantu kaum miskin dan terpinggirkan. Namun, tantangan ke depan semakin besar. Kita tidak boleh berpuas diri, tetapi harus semakin aktif hadir di tengah masyarakat.

Baca Lukisan S. Paulus di Efesus yang Estetis dan Sarat Makna

Sebagai umat Katolik, kita harus melibatkan diri dalam berbagai bidang:

  • Dalam politik: Jadilah pemimpin yang jujur dan berintegritas. Jangan hanya menjadi pemilih pasif, tetapi turut serta mengawasi kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil.
  • Dalam ekonomi: Jadilah pengusaha atau pekerja yang adil, tidak mencari keuntungan dengan cara curang, tetapi membawa dampak positif bagi sesama.
  • Dalam lingkungan: Perjuangkan keadilan ekologis. Lawan perusakan alam dan eksploitasi sumber daya yang hanya menguntungkan segelintir orang.
  • Dalam media sosial: Gunakan teknologi untuk menyebarkan kebenaran, bukan hoaks atau kebencian.

Seperti pepatah Latin yang sering dikutip Gereja: "Ora et labora"—berdoa dan bekerja. Iman harus diwujudkan dalam tindakan.

Membangun Masyarakat yang adil dan damai

Indonesia adalah bangsa yang majemuk, dengan lebih dari 1.300 suku dan berbagai agama serta budaya. Sebagai umat Katolik, kita harus menjadi pelopor dalam membangun persaudaraan sejati di tengah keberagaman ini. Jangan terjebak dalam politik identitas yang memecah belah. Ingatlah bahwa Yesus datang untuk semua orang, bukan hanya untuk kelompok tertentu.

  • Jadilah pembawa damai. Ketika ada perpecahan, jadilah jembatan yang menyatukan.
  • Jadilah sahabat bagi yang menderita. Jangan menutup mata terhadap orang-orang miskin dan tertindas.
  • Jadilah suara bagi yang tidak bersuara. Perjuangkan hak-hak mereka yang tidak memiliki akses ke keadilan.

Menghidupi Nilai-Nilai Filipi 4:8

Filipi 4:8 mengajak kita untuk selalu memikirkan dan melakukan hal-hal yang benar, baik, adil, dan penuh kebajikan. Jika setiap umat Katolik sungguh-sungguh menjalankan nilai-nilai ini, kita bisa membawa perubahan nyata bagi bangsa.

  • "Semua yang benar" → Bersikap jujur dan tidak terlibat dalam kebohongan atau korupsi.
  • "Semua yang mulia" → Menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan.
  • "Semua yang adil" → Memperlakukan sesama dengan keadilan dan kasih.
  • "Semua yang suci" → Hidup dalam kesetiaan dan kesucian hati.
  • "Semua yang manis dan sedap didengar" → Menggunakan kata-kata yang membangun, bukan yang menyakiti.
  • "Semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji" → Menjalankan hidup yang penuh kasih dan berorientasi pada kebaikan bersama.

Mulai Perubahan dari diri sendiri

Sering kali kita berharap perubahan datang dari pemimpin atau orang lain. Padahal, perubahan sejati dimulai dari diri sendiri. Jika setiap orang Katolik berkomitmen untuk hidup benar, jujur, dan adil, maka kita sudah berkontribusi dalam menyembuhkan bangsa ini.

  • Di keluarga: Didik anak-anak dengan nilai-nilai Kristiani, ajarkan mereka kejujuran dan kepedulian.
  • Di tempat kerja: Jangan tergoda untuk mengambil jalan pintas yang tidak etis.
  • Di lingkungan sosial: Jadilah tetangga yang peduli dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan.

Nyalakan Api Semangatmu

Seperti kata Mahatma Gandhi: "Be the change you wish to see in the world." Jangan hanya menuntut perubahan dari orang lain, tetapi mulailah dari diri sendiri.

 Katolik yang aktif, bukan pasif

Saat ini, Indonesia tidak membutuhkan umat Katolik yang pasif, melainkan yang aktif. Aktif dalam berpikir, berbicara, dan bertindak untuk kebaikan bersama. Kita dipanggil untuk menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.

"Nyalakan pelitamu, jangan taruh di bawah gantang!"

Sebarkan terang imanmu di mana pun kamu berada. Jangan hanya mengutuk kegelapan, tetapi jadilah lilin yang menerangi dunia. Dengan begitu, kita bukan hanya menjadi Katolik yang baik, tetapi juga warga negara yang bertanggung jawab.

Mari bersama-sama membangun Indonesia yang lebih adil, damai, dan penuh kasih. Bukan hanya untuk kepentingan Gereja, tetapi untuk seluruh bangsa. ðŸ”¥

-- Masri Sareb Putra

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org